close
Sumber Foto: Katadata

SAHIH.CO – Setelah melewati waktu yang tidak mudah dengan ratusan triliun utang jatuh tempo dan terus membengkak, ditambah lagi dengan terpaan isu bangkrut, akhirnya kini PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk bisa bernapas lega. Perusahaan penerbangan pelat merah tersebut kini dapat kembali melanjutkan bisnisnya dan terbebas dari kemungkinan pailit.

Hal tersebut dipastikan oleh 347 kreditur yang menyetujui rencana perdamaian yang diajukan PT Garuda. Persetujuan itu diperoleh melalui voting atau pemungutan suara dalam proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), yang telah terlaksana di Pengadilan Niaga, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, pada Jumat, 17 Juni 2022 lalu.

Voting yang dilakukan secara hibrida tersebut diikuti oleh 365 kreditur, sebanyak 326 kreditur hadir secara langsung dan sisanya mengikuti secara daring. Hasilnya, sebanyak 347 kreditur atau 95,07 persen dari seluruh kreditur menyetujui rencana perdamaian. Sementara itu, sebanyak 15 kreditur atau 4,11 persen menolak dan sisanya memilih abstain. Sebenarnya, hanya dibutuhkan 67 persen suara yang menyetujui perdamaian agar rencana tersebut dapat berhasil, namun hasil voting menunjukkan para kreditur memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap isi perjanjian perdamaian tersebut sehingga memilih untuk setuju.

Tentu akan menjadi tantangan berat bagi manajemen Garuda untuk merealisasikan isi perjanjian perdamaian dalam bentuk rencana bisnis hingga 2030 bersamaan dengan menyehatkan perusahaan. Rencana bisnis yang disetujui berupa pembayaran kewajiban usaha melalui kas perusahaan, melakukan konversi utang melalui ekuitas, dan restrukturisasi dalam bentuk menerbitkan surat utang baru maupun ekuitas.

Irfan Setiaputra, Direktur Utama Garuda, menyebutkan kepada awak media bahwa ia memastikan kepercayaan kreditur itu tidak akan sia-sia. Keyakinan Irfan ditunjang rencana pemerintah yang akan menyetorkan Penyertaan Modal Pemerintah (PMN) sebesar Rp7,5 triliun melalui skema penerbitan saham baru (right issue) pada triwulan ketiga tahun ini. Saham pemerintah di Garuda pun akan naik dari 60,54 persen menjadi 65 persen, yang akan dilanjutkan dengan right issue berikut sebagai upaya menggalang dana dari mitra strategis sehingga saham Pemerintah RI akan tinggal 55 persen.

Hutang PT Garuda

Berdasarkan Daftar Piutang Tetap (DPT), Garuda memiliki total utang sebanyak Rp142,42 triliun. Hal tersebut juga dikonfimasi oleh Tim Pengurus PKPU Garuda Indonesia pada 14 Juni lalu. Garuda tercatat memiliki total utang sebanyak Rp142,42 triliun kepada 501 kreditur. Utang tersebut terdiri atas 123 lessor pesawat sebesar Rp104,37 triliun. Di samping itu, ada utang sebanyak Rp3,95 triliun kepada 23 kreditur nonpreferen dan utang sebesar Rp34,09 triliun kepada 300 kreditur non-lessor.

Berdasarkan hal itu, Garuda berkomitmen bakal membayar berdasarkan klasifikasi utang. Untuk utang kepada kreditur dengan piutang Rp255 juta akan dilunasi dengan dana kas perusahaan. Adapun utang kepada lessor dan pemegang sukuk yang jumlahnya di atas Rp225 juta, Garuda akan membayar dengan menggunakan kupon surat utang baru senilai total US$825 juta dengan konversi utang menjadi saham senilai total US$330 juta.

Adapun Utang Garuda terhadap bank dan perusahaan milik Negara, akan diperpanjang dengan tenor 22 tahun disertai bunga sebesar 0,1 persen per tahunnya.

Optimistis Sang Menteri

Menteri BUMN Erick Thohir menyebutkan momen tersebut merupakan momen penting bagi Kementerian BUMN karena karena salah satu BUMN yang menjadi entitas kebanggaan bangsa, Garuda Indonesia, telah menyelesaikan pemungutan suara dalam proses PKPU.

“Proyeksi positif yang kami terima hari ini tidak terlepas dari hasil kerja keras seluruh jajaran manajemen, karyawan, serta tim konsultan pendamping yang lebih dari tujuh bulan menjalin komunikasi intensif dengan para kreditur. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada para kreditur yang telah mendukung Garuda hingga ke titik ini,” sebut Erick.

Erick juga optimis dukungan tersebut akan terus mengalir hingga tahap di mana Garuda mulai melaksanakan langkah-langkah strategis yang telah dirancang dalam rencana bisnis ke depan. Hal ini akan menjadikan Garuda sebagai entitas bisnis yang lebih agile, adaptif, dan berdaya saing.

“Kami tidak lupa menyampaikan apresiasi kepada masyarakat Indonesia yang terus percaya pada Garuda Indonesia, khususnya di masa yang penuh tantangan ini, untuk memberikan pelayanan penerbangan terbaik,” tambahnya.

Erick juga menyatakan bahwa Garuda berkomitmen tinggi menjalankan misi menjadi platform penggerak ekonomi bangsa dan melalui peran esensialnya sebagai penyedia akses konektivitas bagi aktivitas ekonomi, pariwisata hingga sosial dan budaya bagi masyarakat NKRI.

Penulis: Misbahul
Editor: Teuku Zulman Sangga Buana

Tags : BUMNgaruda indonesiaindonesiapesawat terbang

The author Redaksi Sahih