close
Feature

Misi Damai Jokowi dalam Lawatan ke Ukraina-Rusia

Sumber Foto: Anadolu Agency

SAHIH.CO – Setelah 11 jam perjalanan darat yang melelahkan, Presiden Jokowi dan rombongan akhirnya berhasil tiba di Kyiv. Dilansir dari laman resmi kepresidenan, kereta api yang membawa Jokowi dan Iriana dari Polandia tiba di Peron 1 Stasiun Central Kyiv, Ukraina, sekitar pukul 08.50 waktu setempat, Rabu, 29 Juni 2022.

Setibanya di Kyiv, rombongan Presiden Jokowi disambut oleh Deputi Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Senik, Kepala Komisi Hubungan Antar Pemerintah Ukraina-Indonesia Taras Kachka, dan pejabat KBRI Kyiv.

Kunjungan kenegaraan Presiden Jokowi kali ini amat berbeda dengan yang sebelum-sebelumnya. Pada kesempatan ini, Jokowi datang dengan membawa misi damai dan kemanusiaan atas perang yang sudah menginjak usia 5 bulan antara Rusia-Ukraina, yang tak tentu kapan akan usai.

Satu jam setelah tiba di Kyiev, Presiden Jokowi dan Ibu Iriana mengunjungi Kota Irpin didampingi oleh walikota Irpin Alexander Grigorovich Markushin, sekitar 30 kilometer dari Kyiv, guna melihat reruntuhan gedung-gedung yang terdampak perang. Presiden melihat sendiri bagaimana dampak perang yang sangat menyedihkan di sana, rumah-rumah dan infrastruktur banyak yang hancur. Ia berharap perang dapat terhenti dan tidak ada lagi kota-kota yang hancur.

“Kita harapkan tidak ada lagi kota-kota yang rusak di Ukraina akibat perang,” harap Presiden Jokowi.

Selepas dari Irpin, Presiden Jokowi dan Ibu Iriana kemudian kembali ke Kyiv untuk mengunjungi Pusat Ilmiah dan Bedah Endokrin, Transplantasi Organ dan Jaringan Endokrin Ukraina di Kota Kyiv. Selain melihat keadaan korban perang, ibu Iriana juga menyerahkan bantuan kemanusiaan secara simbolis kepada pihak rumah sakit.

“Tadi saya sama Bapak Jokowi sedikit membantu untuk rumah sakit yang korban dari peperangan,” katanya usai menyerahkan bantuan.

Selain bantuan kemanusiaan, pemerintah melalui PMI juga berkomitmen akan merekonstruksi kembali rumah sakit yang terdampak akibat perang.

“Selain bantuan yang secara simbolis disampaikan Ibu Negara, pemerintah Indonesia juga memberikan bantuan melalui Palang Merah Ukraina dan juga komitmen untuk membantu rekonstruksi rumah sakit yang terdampak perang,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi secara terpisah.

Setelahnya, Presiden Jokowi langsung menuju Istana Maryinsky untuk melakukan pertemuan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, sekitar pukul 15.00 waktu setempat dan disambut langsung oleh Presiden Ukraina tersebut di pintu masuk Istana.

Dalam pertemuan itu, Jokowi menegaskan posisi Indonesia terhadap pentingya penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah dan pentingnya menjaga spirit perdamaian serta tidak membiarkannya luntur. Di samping itu, Jokowi juga menyampaikan betapa masyarakat Indonesia peduli terhadap Ukraina.

“Saya katakan sampaikan ke Presiden Zelensky bahwa kunjungan ini saya lakukan sebagai manifestasi kepedulian Indonesia terhadap situasi di Ukraina,” kata Jokowi.

Sementara itu, Presiden Zelensky menyampaikan apresiasinya atas kunjungan tersebut, ia menyebut Jokowi sebagai pemimpin Asia pertama yang mengunjungi Ukraina pasca perang.

Pertemuan tersebut sekaligus agenda terakhir lawatan presiden ke Ukraina, setelahnya presiden dan rombongan segera bertolak kembali ke Polandia melalui stasiun Central Kyiv pada pukul 19.00 waktu setempat. Kereta tersebut diperkirakan akan tiba di Polandia esok hari. Setibanya di Polandia, presiden dan rombongan langsung bertolak ke Moskow, Rusia.

Presiden menegaskan bahwa lawatannya tak hanya penting bagi Indonesia, namun juga sangat penting bagi negara-negara berkembang yang di ambang jurang kemiskinan dan kelaparan. Terlebih pertengahan Maret lalu, IMF menyebutkan bahwa energi dan pangan akan naik secara signifikan begitu Rusia menginvasi Ukraina.

Bagi negara-negara yang tergantung pada impor minyak, perang membuat mereka mengalami defisit fiskal dan perdagangan yang semakin merisaukan. Tidak itu saja, inflasi juga semakin tinggi kendati sejumlah eksportir di Timur Tengah dan Afrika diuntungkan oleh lonjakan harga pangan dan energi. Namun di sebagian besar kawasan, kenaikan drastis harga pangan dan bahan bakar telah memicu instabilitas dan kerusuhan.

Negara-negara di Afrika Sub-Sahara, Amerika Latin, Kaukasus dan Asia Selatan, menghadapi situasi seperti ini, bahkan Sri Lanka dan Pakistan sudah dibelit krisis ekonomi yang demikian hebat. Karenanya, perdamaian sesegera mungkin harus tercapai, karena jika peperangan tidak diakhiri oleh manusia, maka manusia yang akan diakhiri oleh peperangan.

Bagi banyak pihak, Indonesia merupakan pemeran yang cocok untuk menjadi aktor perdamaian tersebut, terlebih Indonesia merupakan negara yang tak memihak siapa pun dan menahbiskan sebagai pecinta kemerdekaan.

Penulis: Misbahul
Editor: Nauval Pally Taran

Tags : indonesiajokowikemanusiaanPerangperdamaianrusiaukraina

The author Redaksi Sahih