close
Kabar Nasional

Kerja-Kerja Ilmiah Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an

Sumber Foto: Kemenag.go.id

Pewarta: Misbahul Supriadi
Editor: Nauval Pally T

Pernahkan terpikirkan bagaimana sebuah mushaf Al-Qur’an memulai perjalanannya hingga ada di tangan ratusan juta umat muslim Indonesia untuk dibaca dengan nyaman tanpa perlu khawatir adanya kesalahan huruf atau baris? Pernahkah kita berpikir, bagaimana mungkin mushaf-mushaf itu bisa seragam, meski dicetak oleh banyak penerbit yang berbeda? Jawabannya ada pada kerja keras dan ketelitian sebuah lembaga yang barangkali masih asing bagi banyak orang: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ).

Didirikan sebagai Unit Pelaksana Teknis di bawah Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Republik Indonesia, LPMQ bertugas menyelenggarakan pentashihan, pengkajian, dan penerbitan Al-Qur’an berdasarkan kebijakan teknis yang telah ditetapkan. Tugas besar ini menjadikan LPMQ sebagai garda terdepan dalam menjaga otentisitas dan keabsahan mushaf Al-Qur’an yang beredar di Indonesia.

Kerjaan LPMQ: Bukan Sekadar Tashih

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) memiliki peran yang jauh lebih luas dari sekadar memeriksa mushaf. Lembaga ini menjadi garda depan dalam menjaga keotentikan dan kesucian Al-Qur’an di Indonesia melalui berbagai tugas penting yang dijalankannya. Salah satu tugas utamanya adalah melaksanakan pentashihan mushaf Al-Qur’an, yakni proses pemeriksaan yang sangat teliti hingga huruf per huruf secara manual, demi memastikan kesesuaian dengan Mushaf Standar Indonesia.

Tidak hanya itu, LPMQ juga berwenang menerbitkan Surat Tanda Tashih dan Surat Izin Beredar Mushaf, yang menjadi syarat mutlak bagi para penerbit sebelum mencetak dan menyebarkan mushaf di tanah air. Di samping fungsi pengawasan tersebut, LPMQ aktif melakukan pengkajian dan pengembangan ilmu-ilmu Al-Qur’an yang menjadi landasan penting dalam penyusunan kebijakan serta bahan bimbingan umat.

Peran edukatif LPMQ juga tercermin dari pengelolaan Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal. Tempat ini berfungsi sebagai pusat dokumentasi, edukasi, dan pelestarian manuskrip serta benda-benda peninggalan Al-Qur’an yang memiliki nilai historis dan spiritual tinggi.

Selain itu, lembaga ini turut menyusun, menerbitkan, dan menyebarluaskan tafsir, terjemahan, serta berbagai produk keilmuan Al-Qur’an lainnya yang berbasis pada riset ilmiah dan kebutuhan umat kontemporer.

Semua itu menunjukkan bahwa LPMQ memainkan peran strategis dalam menjaga integritas teks Al-Qur’an sekaligus memperkaya pemahaman masyarakat terhadap ajaran-ajaran suci yang terkandung di dalamnya.

Proses Tashih Mushaf: Presisi dan Ketelitian Manual

Semua mushaf Al-Qur’an yang akan diterbitkan oleh penerbit manapun di Indonesia wajib ditashih terlebih dahulu oleh LPMQ. Proses ini dilakukan oleh tim ahli pentashih mushaf yang akan meneliti setiap halaman, huruf, tanda baca, harakat, rasm, hingga tanda wakaf dan akhir ayat. Pemeriksaan ini dilakukan manual, dengan ketelitian tinggi, dan disesuaikan dengan Mushaf Standar Indonesia.

Setelah dinyatakan sahih, mushaf tersebut akan mendapatkan tanda tashih resmi dari LPMQ. Namun, yang perlu diketahui, tanda tashih ini hanya berlaku selama dua tahun. Setelah itu, jika penerbit ingin mencetak ulang, maka master mushaf harus diajukan kembali untuk pemeriksaan ulang. Hal ini dilakukan untuk menjamin kualitas mushaf tetap terjaga dari waktu ke waktu.

LPMQ dan Karya-Karya Tafsir Al-Qur’an

Selain menjalankan tugas utama dalam pentashihan mushaf, Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) juga menunjukkan komitmen serius dalam pengembangan kajian tafsir dan keilmuan Al-Qur’an yang mendalam dan berbobot. Hingga kini, LPMQ telah menghasilkan sejumlah karya monumental yang tidak hanya menjadi rujukan nasional, tetapi juga mendapat pengakuan di tingkat regional.

Salah satunya adalah penerbitan 25 jilid tafsir tematik, yang menyajikan pembahasan berbagai topik penting dalam kehidupan, mulai dari isu sosial, spiritual, hukum, lingkungan, hingga pendidikan. Tafsir ini disusun dengan pendekatan tematis berbasis ayat-ayat Al-Qur’an, sehingga memudahkan pembaca memahami relevansi Al-Qur’an dalam konteks kekinian.

Tak hanya itu, hingga kini LPMQ juga menerbitkan 21 tema Tafsir Ilmi yang menjembatani pesan-pesan Al-Qur’an dengan temuan ilmu pengetahuan modern. Dalam seri ini, tema-tema seperti tumbuhan, waktu, samudera, penciptaan manusia dikaji secara lebih komperhensif, menunjukkan betapa Al-Qur’an tidak bertentangan dengan ilmu, melainkan mengandung isyarat-isyarat ilmiah yang luar biasa.

Salah satu karyanya, Tafsir Ilmi tentang Air, bahkan diterbitkan oleh MABIMS—forum kerja sama resmi para Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura—menandakan bahwa hasil kajian LPMQ telah menembus batas-batas negara.

Untuk pembaca yang menginginkan penafsiran mendalam secara ayat per ayat, LPMQ menyusun 11 jilid Tafsir Tahlili, mencakup seluruh 30 juz Al-Qur’an. Sementara itu, bagi masyarakat umum yang membutuhkan panduan praktis dan mudah dipahami, tersedia 4 jilid Tafsir Ringkas. Meski disusun dengan lebih ringkas, tafsir ini tetap terjaga keilmuannya.

Seluruh karya tafsir dan kajian Al-Qur’an dapat diakses secara terbuka melalui website resmi LPMQ, menjadikan lembaga ini sebagai salah satu rujukan utama dalam khazanah keilmuan Al-Qur’an di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara.

LPMQ: Menjangkau Seluruh Kalangan

Seiring dengan perkembangan zaman dan tuntutan inklusivitas, Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) terus berinovasi dalam menghadirkan mushaf serta media edukatif yang adaptif untuk berbagai kalangan. Salah satu langkah penting yang telah diambil adalah standardisasi mushaf  braille, sebuah terobosan yang memungkinkan para penyandang tunanetra untuk membaca Al-Qur’an secara benar, terstruktur, dan sesuai dengan kaidah yang berlaku. Inisiatif ini tidak hanya memberikan akses, tetapi juga membuka ruang bagi penyandang disabilitas untuk lebih dekat dengan kitab suci.

Tidak berhenti di situ, LPMQ juga menerbitkan Mushaf Al-Qur’an dalam Bahasa Isyarat dan juga edukasi Al-Qur’an melalui video-video pendek. Materi ini ditayangkan di kanal resmi YouTube LPMQ sebagai upaya menjangkau komunitas tuli, sekaligus menghadirkan dakwah Al-Qur’an yang ramah terhadap perbedaan.

Selain itu, LPMQ juga turut berperan dalam pengembangan teknologi keislaman dengan meluncurkan Qur’an in Word—sebuah perangkat lunak berbasis Microsoft Word yang memudahkan penulisan ayat-ayat Al-Qur’an dalam format yang rapi dan valid. Aplikasi ini telah menjadi alat bantu yang sangat berguna bagi para guru, dosen, santri, akademisi, hingga penerbit dalam menyusun karya-karya ilmiah maupun materi pembelajaran yang melibatkan teks Al-Qur’an. Melalui berbagai inovasi tersebut, LPMQ membuktikan komitmennya untuk terus relevan, terbuka, dan responsif terhadap dinamika kebutuhan umat di era modern.

Menjaga Mushaf, Merawat Peradaban

Kerja-kerja LPMQ memang kerap berada di balik layar. Namun, pengaruh dan kebermanfaatannya begitu besar. Dari mushaf yang kita baca di rumah, di masjid, hingga bahan ajar di pesantren dan sekolah-sekolah Islam—semuanya melalui pengawasan, tashih, dan bimbingan dari LPMQ.

Lebih dari sekadar lembaga teknis, LPMQ adalah benteng ilmiah yang menjaga kemurnian wahyu. Melalui kerja intelektual dan ketelitian nalar, LPMQ memastikan bahwa Kalam Ilahi tetap terjaga dari distorsi dan kadungannya tetap relevan di tengah perubahan zaman.

Jika hari ini kita dapat membaca Al-Qur’an dengan yakin bahwa apa yang kita baca adalah teks yang benar, maka di balik keyakinan itu ada kerja-kerja besar yang dilakukan oleh para ahli dalam sunyi, tetapi dengan dedikasi yang tinggi. Mereka yang mengabdi di Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an.

Sumber Rujukan:
lajnah.kemenag.go.id

Tags : agamaAl-Qur`anindonesiaislamkementerian agamamenteri agamamuslimpemerintahwahyu

The author Redaksi Sahih