close
EsaiSains

Ilmu Pengetahuan Modern Mencari Kekuatan, Bukan Kebijaksanaan

Sumber Foto: Freepik

Ilmu pengetahuan modern didedikasikan untuk menjelaskan peristiwa dan proses di alam, sebagian besar melalui beberapa tingkat penguasaan rentetan sebab dan akibat yang mengarah pada peristiwa dan proses tertentu. Masalah yang berkaitan dengan pendekatan ini ada dua. Pertama, berhubungan dengan pengetahuan yang dihasilkan. Kedua, berhubungan dengan daya yang dihasilkan, yaitu teknologi yang diperlukan untuk memengaruhi peristiwa dan proses.

Dalam hal pengetahuan, kegagalan adalah akibat sempitnya fokus pada penyebab yang efisien. Dalam hal teknologi, kegagalan muncul dari sempitnya orientasi hasil tanpa memperhatikan efek jangka panjang atau efek samping jangka pendek.

Faktanya, semua peristiwa dan proses di dunia tertanam dalam jaringan peristiwa dan proses yang kompleks dan saling terkait. Demikian pula, setiap intervensi teknologi memiliki konsekuensi yang tersembunyi dari pandangan, baik karena jauh dalam ruang dan waktu maupun karena kita memang tidak peduli sebab adanya keuntungan komersial yang akan diperoleh dari penggunaan teknologi itu.

Seharusnya, peningkatan pengetahuan yang spesialistis membutuhkan penyempitan subjek atau bidang yang diselidiki. Dengan kata lain, pengetahuan yang spesialistis hanya meningkat ketika penyelidikan difokuskan secara sempit, ketika pengukuran dapat dilakukan di bawah kondisi yang dikontrol dengan tepat. Hal Ini akan menghasilkan informasi yang tepat, akurat, andal berkaitan dengan pilihan sebab dan akibat yang sangat sempit.

Secara teori, rantai sebab akibat yang terkait dapat diselidiki satu demi satu, atau berdampingan, dengan harapan kita dapat mendekati penjelasan yang lengkap atau komprehensif tentang beberapa peristiwa atau proses. Dalam praktiknya, sangat sedikit penerapan berbagai aliran informasi akurat yang dapat diandalkan seperti itu. Gambaran yang menyeluruh tidak pernah muncul.

Para ilmuwan sendiri tidak bisa disalahkan secara langsung. Secara individu, terkadang juga secara institusional, mereka mendedikasikan pencarian pengetahuan untuk kepentingan mereka sendiri, yang diuji dalam komunitas ilmiah dengan kualitas kesesuaian terhadap prosedur yang disetujui untuk mengukur dan memproses data. Namun, pada kenyataannya, pencarian pengetahuan bergantung pada perlindungan sistem ekonomi yang berusaha untuk mempertahankan kekuatan sosial dan politiknya.

Hal ini berarti bahwa, dalam praktiknya, investigasi yang didukung hanyalah yang menghasilkan keuntungan komersial dan mempertahankan sistem yang berkuasa. Misalnya, biasanya cukup untuk suatu obat yang telah terbukti 70% berhasil untuk dipasarkan dan diproduksi secara massal, yang menghasilkan keuntungan yang mendukung penyelidikan lebih lanjut dari jenis yang sama. Sebaliknya, jika pengobatan tradisional telah terbukti 70% berhasil meredakan beberapa penyakit, tidak ada keuntungan komersial di sana untuk memasarkan obat tersebut sehingga (tidak dirasa perlu) untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap pengobatan demikian.

Apa yang terjadi adalah penelitian intensif terhadap obat tradisional untuk mengekstrak satu atau dua elemen yang paling efisien di dalamnya. Elemen-elemen tersebut, kemudian dapat dikemas ulang, dipasarkan, dan diproduksi massal untuk mendapatkan keuntungan. Efek samping dari proses ini merusak pengobatan tradisional dan semua kondisi sosial budaya tempat ia berada. Efek lain adalah meningkatkan prestise farmakologi modern dan kepercayaan populer terhadapnya.

Contoh bagaimana pengetahuan ilmiah yang dihasilkan dengan benar, tepat, dan akurat justru malah menjadi berbahaya alih-alih memberikan kebaikan adalah masalah efek pestisida pada kesehatan manusia. Efek dari jumlah tertentu dari tiap-tiap pestisida pada jaringan hidup (living tissues) diuji secara ketat dan terbukti tidak menyebabkan kerusakan yang berarti ketika jumlahnya tidak meningkat secara signifikan selama periode tertentu.

Mengapa pengetahuan yang akurat ini justru salah? Karena, sederhananya, di luar laboratorium ilmuwan, jaringan hidup tidak hanya terpapar pestisida jenis itu, tetapi banyak pestisida pada saat yang sama yang interaksinya jauh lebih kompleks dan sulit dipelajari. Selanjutnya, bahkan jika pestisida dalam jumlah tertentu relatif tidak berbahaya selama periode tertentu, tidak berarti bahwa selama satu generasi, katakanlah, pestisida itu tetap tidak berbahaya.

Lebih jauh lagi, manusia tidak hidup dalam ruang yang tertutup dari lingkungan lainnya; kerusakan yang terjadi pada tumbuhan dan hewan lain, kerusakan pada udara dan air, kerusakan pada struktur tanah, khususnya dalam jangka panjang (katakanlah, satu generasi) akan dan pasti memengaruhi kesehatan manusia. Tak satu pun dari hal ini tunduk pada penyelidikan ilmiah dalam arti sains yang ketat. Sebaliknya, hal itu tunduk pada penyelidikan sosial dan politik, yang disebut penyelidikan publik, yang umumnya digunakan untuk menjaga kepercayaan publik dalam pengaturan masyarakat secara keseluruhan.

Contoh yang baru saja diberikan adalah ilustrasi dramatis tentang keefektifan dan kesia-siaan penyelidikan ilmiah yang tidak terletak pada tujuan manusia yang lebih luas, seperti kesehatan, kesejahteraan, dan perasaan bertanggung jawab untuk mengendalikan kehidupan manusia. Perlu digarisbawahi bahwa ini bukan kritik terhadap metode ilmiah; tidak ada alternatif lain yang lebih dapat diandalkan untuk prosedur yang telah ditetapkan dalam menguji dan menghasilkan informasi tentang dunia. Namun, ini adalah kritik terhadap kecenderungan untuk hanya melakukan apa saja yang dimungkinkan oleh teknologi tanpa refleksi yang memadai tentang efek jangka panjang.


Penulis:
Mohammad Akram Nadwi 

Penerjemah: Muhajir Julizar
Editor Naskah: Teuku Zulman Sangga Buana
Editor Substantif: Nauval Pally Taran

Sumber: Al-Salam Institute

Tags : ilmu duniailmuwansainssorotanteknologi

The author Redaksi Sahih

Leave a Response