close
Kabar Nasional

Ancaman Gelombang Ketiga di Tengah Kurva yang Melandai

Foto: Pixabay

Kasus Covid-19 diprediksi akan melonjak setelah libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Diprediksi gelombang ketiga akan terjadi pada Desember tahun ini.

Meskipun kurva kasus Covid-19 menurun drastis hingga kini. Bahkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan pada September lalu mengatakan kasus konfirmasi Covid-19 menurun hingga 93,9 persen.

Kemungkinan Gelombang Ketiga

Dicky Budiman, Epidemiolog Universitas Griffith Australia menyatakan kemungkinan adanya gelombang ketiga masih ada.

“Selama ada populasi yang rawan di masyarakat apalagi jumlahnya signifikan, ada 40 persen yang rawan, itu adalah potensi yang sangat memadai untuk terjadi lonjakan kasus baru,” ujar Dicky pada Kompas.com, Sabtu (13/11/2021).

Dicky mencontohkan, Singapura yang jumlah persentase vaksinasi lengkap masyarakatnya cukup tinggi pun masih bisa mengalami lonjakan kasus atau gelombang ketiga.

Contoh lainnya, kata Dicky, Eropa yang saat ini menjadi episentrum pandemi dunia. Setengah dari total kasus infeksi dan kematian di dunia terjadi di Eropa.

Padahal, Eropa adalah salah satu kawasan dengan kemampuan deteksi, testing, dan tracing yang paling mumpuni dibanding kawasan lain.

“Sehingga apa yang terjadi di Eropa bisa terjadi di Indonesia,” kata Dicky mengingatkan.

Dicky mengimbau agar Indonesia belajar dari gelombang-gelombang sebelumnya.

Selama ini, menurut Dicky, Indonesia selalu terlambat. Saat kasus sudah sangat tinggi atau kondisi sudah kritis, baru usaha untuk mengatasinya dilakukan.

Sementara itu, banyak gelombang-gelombang kecil tidak terdeteksi. Juga perlu diingat bahwa kebanyakan kasus terjadi  tanpa gejala.

“Banyak gelombang kita yang miss (terlewat). Testing, tracing belum baik,” kata dia.

Lebih lanjut, Dicky menjelaskan faktor-faktor penyebab gelombang pandemi, yaitu adanya kelompok masyarakat rawan terinfeksi, potensi penurunan antibodi, lemahnya 2T, abainya 5M dan terjadinya mutasi karakter virus.

“Kita ini masih di level penularan komunitas, jadi harus hati-hati,” kata Dicky.

 

Sumber: Kompas

Tags : covid-19lonjakan kasuspandemitahun baru

The author Redaksi Sahih

Leave a Response