close
BeritaKabar Daerah

Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak terus Bertambah di Aceh: 21 Meninggal dari 29 Kasus

Sumber Foto Ilustrasi: iStock

SAHIH.CO, BANDA ACEH – Jumlah anak penderita gagal ginjal akut di Aceh sejak Juni hingga saat ini telah mencapai 29 orang. Di mana dari total jumlah penderita tersebut, 21 orang di antaranya meninggal dunia.

Pemerintah Aceh sendiri telah melakukan penanganan penyakit ginjal akut pada anak ini. Penjabat Gubernur Aceh telah mengingatkan dinas terkait untuk mempersiapkan berbagai upaya dan metode penanganan penyakit dimaksud.

“Terkait kasus gagal ginjal akut pada anak ini, sudah ada surat edaran dari Kementerian Kesehatan kepada seluruh daerah tingkat provinsi untuk mendata. Kemudian, sudah ada tata kelola penanganannya. Di Aceh saat ini sedang berjalan proses pendataan. Kita tentu berharap semua bisa segera terdata dalam kesempatan pertama,” kata Pj Gubernur Aceh, Achmad Marzuki.

“Gejalanya kan jelas itu, demam, mual, muntah, pilek, kemudian urinnya berkurang. Nah, kita berharap masyarakat juga proaktif untuk melaporkan, agar pihak terkait bisa segera mendata dan menangani secepatnya,” tutur Pj Gubernur Aceh.

Melansir dari Kompas, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Aceh Syafruddin Haris mengatakan, umumnya anak-anak yang menderita gagal ginjal akut dirujuk ke RSUD Zainoel Abidin dalam keadaan kritis atau unit gawat tiga. Tim medis berupaya sekuat tenaga untuk merawat pasien tersebut sampai pada tindakan cuci darah atau bahkan cuci perut.

Namun, karena kondisi pasien yang kritis, tingkat kesembuhan pun menjadi rendah dan persentase kematian sangat tinggi. “Ada pasien yang dibawa ke sini sudah enam hari tidak kencing,” kata Syafruddin.

Menurut Syafruddin, gejala awal yang diderita pasien gagal ginjal akut adalah demam, air kencing sedikit atau bahkan tidak kencing, diare, dan gangguan pernapasan. Warga pun diimbau agar meningkatkan kewaspadaan mengawasi kesehatan anak. Jika ada anak yang mengalami gejala awal, mereka harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan untuk diperiksa.

Namun, jika ada anak yang mengalami demam, Syafruddin menyarankan untuk tidak segera memberikan obat penurun panas. “Anak demam menandakan imun tubuh sedang bekerja,” katanya.

Di samping itu, Kapolresta Banda Aceh juga telah menginstruksikan Kapolsek dan Babinkamtibmas untuk memantau peredaran obat sirup.

“Saya juga menginstruksikan seluruh Polsek hingga jajaran Bhabinkantibmas di wilayah hukum Polresta Banda Aceh untuk melakukan pengecekan ke seluruh apotek dan toko obat terhadap obat sirup yang masuk kategori (etalase) yang diduga sebagai penyebab gagal ginjal (etalase). Semua pihak saya minta menaati instruksi Kemenkes dan IDAI,” ungkap Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Joko Krisdiyanto.

Berkaitan peristiwa tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan IDAI telah menerbitkan Surat Edaran (SE) tentang instruksi larangan mengonsumsi obat jenis sirup, terutama bagi anak-anak.

Ada sekitar 102 jumlah obat sirup yang sekarang dilarang beredar karena kasus gagal ginjal akut pada anak. Selanjutnya, Kemenkes akan mengerucutkan obat mana yang betul-betul berbahaya dari daftar 102 obat dan multivitamin tersebut.

Pewarta: M. Haris Syahputra
Editor: Nauval Pally Taran

Tags : acehanak-anakgagal ginjal akutkesehatan

The author Redaksi Sahih