close
Dunia Tengah

Wawancara dengan Muhammad bin Salman tentang Reformasi, Agama, dan Masa Depan Arab Saudi (Bagian Pertama)

Sumber Foto: Saudi Gazette

SAHIH.CO, Banda Aceh – Sebuah majalah yang berbasis di Amerika Serikat, The Atlantic, menerbitkan publikasi khusus pada tahun 2022 yang merupakan hasil wawancara langsung dengan Muhammad bin Salman (MBS), Putra Mahkota sekaligus Perdana Menteri Arab Saudi. Wawancara panjang tersebut membahas perubahan besar-besaran di Arab Saudi yang berkaitan dengan banyak hal, seperti agama, modernitas, ekonomi, budaya, politik, dan tentu saja wahhabisme.

Transkrip lengkap ini dibagi menjadi tiga bagian. Pertama, tentang reformasi dalam berbagai aspek dan kaitannya dengan prinsip-prinsip keislaman yang dianut Arab Saudi dan masyarakatnya. Setelah itu, sehubungan dengan terbunuhnya Jamal Khashoggi serta hubungan dengan Amerika Serikat. Terakhir, mengenai kuasa dan karakter kepemimpinan MBS.

Berikut transkrip lengkap bagian pertama.

The Atlantic

Saya sudah berulang kali ke sini sejak 2019. Selalu ada sedikit yang berbeda, lebih modern, lebih maju, 2030 makin dekat, dan Arab Saudi makin mirip Dubai, bahkan sedikit lebih mirip Amerika. Apakah menurut Anda Arab Saudi akan menjadi kurang Saudi dan menjadi lebih seperti bagian dunia lainnya?

Putra Mahkota

Kami tidak mencoba menjadi seperti Dubai atau seperti Amerika. Kami mencoba berkembang berdasarkan apa yang kami miliki berupa aset ekonomi dan memanfaatkan potensi orang Saudi, budaya Arab Saudi, latar belakang kami, dan kami mencoba untuk maju dengan cara ini.

Kami ingin menambahkan sesuatu yang baru kepada dunia. Banyak proyek kami yang unik. Ini adalah Arab Saudi. Jadi, misalnya, jika Anda melihat Al-Ula, itu khas Saudi. Tidak ada model lain seperti itu. Jika Anda melihat, contohnya, proyek Dir’iyyah, yang merupakan salah satu program budaya terbesar di dunia, itu unik. Ini adalah rencana warisan budaya bertema Najd. Jika Anda melihat ke kota tua di Jeddah dan perkembangan di sekitarnya, itu didasarkan pada tradisi Hijazi. Dengan demikian, itu unik. Itulah Arab Saudi.

Selain itu, jika Anda melihat, Neom, dan The Line (kota utama di Neom), itu sebuah keunikan, dibuat dan diciptakan oleh Arab Saudi. Ia bukan tiruan dari apa pun di tempat lain. Itu berkembang dan melahirkan solusi yang sebelumnya tidak seorang pun pernah menciptakannya. Kemudian, jika Anda melihat, misalnya, Qiddiya Riyadh, salah satu proyek hiburan/budaya/olahraga terbesar di dunia, dengan ukuran sekitar 300 kilometer persegi—lebih besar dari ukuran beberapa negara kecil.

Anda bisa memiliki proyek besar, taman hiburan, elemen budaya dan olahraga, perumahan, dan semua yang telah disinkronkan dengan cara yang belum pernah dilakukan di Orlando, misalnya, atau di mana pun di dunia. Karena itu, kami tidak meniru, kami mencoba menjadi inovatif. Kami mencoba menggunakan modal yang kami miliki di Dana Investasi Publik (Publik Investment Fund/PIF)), modal yang kami miliki dalam anggaran pemerintah, dengan cara yang inovatif berdasarkan budaya kami atau berdasarkan inovasi Saudi.

The Atlantic

Tetapi,

Putra Mahkota

Beri saya contoh! Proyek ini tiruan dari apa? Tidak ada.

The Atlantic

Dapatkah Anda memodernisasi hingga karakter Islam Arab Saudi menjadi pudar?

Putra Mahkota

Setiap negara di dunia didirikan di atas seperangkat pandangan dan keyakinan. Contohnya, Amerika didasarkan pada landasan pandangan dan keyakinan: demokrasi, kebebasan, ekonomi bebas, dll., dll., dll. Dan orang-orang bersatu berdasarkan itu. Apakah semua demokrasi itu baik? Apakah semua demokrasi berfungsi dengan baik? Tentu saja tidak.

Negara kami didirikan di atas seperangkat pandangan dan keyakinan yang didasarkan pada Islam, budaya suku, budaya Arab, dan kekhasan budaya dan kepercayaan Saudi. Itulah jiwa kami. Jika kami menyingkirkannya, itu berarti negara akan runtuh.

Pertanyaannya bagi kita adalah, bagaimana kita bisa menempatkan Arab Saudi di jalur pembangunan dan modernisasi yang benar, bukan di jalur yang salah? Pertanyaan yang sama juga dihadapi Amerika: bagaimana Anda bisa menempatkan demokrasi, pasar bebas, dan kebebasan, di jalan yang benar? Karena Anda bisa saja salah jalan.

Oleh sebab itu, kami tidak meremehkan keyakinan kami karena itulah jiwa kami. Masjid Suci (Masjidilharam dan Masjid Nabawi) berada di Arab Saudi dan tidak ada yang bisa memindahkannya. Kami memiliki tanggung jawab terhadap kedua Masjid Suci itu selamanya dan kami ingin menempatkan negara kami di jalan yang benar demi rakyat Saudi, demi kawasan, dan demi seluruh dunia berdasarkan keyakinan kami terhadap perdamaian dan koeksistensi serta kebutuhan bagi kita untuk memberikan tambah bagi seluruh dunia.

The Atlantic

Tetapi, saya pikir Anda juga akan setuju bahwa cara Islam moderat dipromosikan saat ini sangat, sangat berbeda dari apa yang akan kita lihat jika kita berbicara dengan seseorang di posisi Anda pada tahun 1983.

Putra Mahkota

Saya tidak akan menggunakan istilah “Islam moderat” karena istilah ini akan membuat para ekstremis dan teroris bahagia.

The Atlantic

Mereka pikir itu penghinaan.

Putra Mahkota

Kabar baik bagi mereka jika kita menggunakan istilah itu. Jika kita mengatakan “Islam moderat”, sugestinya terkesan bahwa kami di Arab Saudi dan negara-negara muslim lainnya mengubah Islam menjadi sesuatu yang baru, yang tidak benar.

Kami akan kembali ke ajaran Islam yang sebenarnya, seperti yang diajarkan Nabi dan empat khalifah yang berjalan di atas petunjuk, yang merupakan masyarakat yang terbuka dan damai. Mereka bertetangga dengan orang-orang Kristen dan Yahudi yang hidup di bawah kekuasaan mereka. Mereka mengajari kita untuk menghormati semua budaya, semua agama, terlepas dari apa pun itu. Ajaran Nabi dan empat khalifah ini sangat menakjubkan—sempurna. Kami akan kembali pada akar, hal yang sebenarnya. Apa yang terjadi adalah para ekstremis membajak dan mengubah agama kami menjadi sesuatu yang baru untuk kepentingan mereka sendiri.

Mereka mencoba membuat orang memandang Islam dengan cara mereka sendiri. Itulah masalahnya, tidak ada yang berdebat dengan mereka dan tidak ada yang melawan mereka dengan serius sehingga mereka memiliki kesempatan untuk menyebarkan semua pandangan ekstremis ini, yang mengarah pada pembentukan kelompok teroris paling ekstrem, baik di dunia sunni maupun syiah.

Orang-orang Atlantik di kalangan agamawan di sini mengatakan bahwa ekstremisme ini sebagian besar merupakan hasil pengaruh Ikhwanul Muslimin (IM) pada 1960-an dan 1970-an. Akan tetapi, juga tampak jelas bahwa ada banyak pengaruh Saudi, konservatisme Saudi adalah hal yang nyata.

The Atlantic

Wahhabisme

The Atlantic

Jadi, jika Anda mengatakan, kami menyingkirkan pengaruh IM, itu adalah satu hal. Namun, bagaimana Anda berurusan dengan komponen ekstremisme Saudi?

Putra Mahkota

Ikhwanul Muslimin memainkan peran besar dalam menciptakan semua ekstremisme ini. Mereka adalah jembatan yang membawa orang lain menuju ekstremisme. Ketika Anda berbicara dengan mereka, mereka tidak akan terlihat sebagai ekstremis, tetapi mereka membawa Anda pada ekstremisme.

Osama bin Laden adalah anggota IM, Al-Zawahiri pernah menjadi anggota IM, Pemimpin ISIS dulunya adalah anggota IM. Maka dari itu, Ikhwanul Muslimin merupakan jalannya. Ia telah menjadi elemen kuat dalam pembentukan kelompok-kelompok ekstremis dalam beberapa dekade terakhir. Akan tetapi, tidak semua IM demikian. Ini terjadi karena perpaduan, banyak hal, dan banyak peristiwa, tidak hanya dari dunia muslim, bahkan dari Amerika, misalnya invasi ke Irak, yang memberi kesempatan bagi para ekstremis untuk menyebarkan massa dan menggalang pengikutnya. Juga benar bahwa beberapa ekstremis di Arab Saudi, yang bukan ekstremis IM, memainkan peran di wilayah ini, terutama setelah Revolusi Iran tahun 1979 dan pembajakan Masjidilharam.

Tentang wahhabisme, saya akan mengatakan bahwa Muhammad bin Abdul Wahhab bukanlah seorang nabi, dia juga bukanlah seorang malaikat. Dia hanyalah seorang terpelajar seperti banyak cendekiawan lain yang hidup pada masa awal negara Saudi, di antara banyak pemimpin politik dan pemimpin militer. Problematika di Jazirah Arab saat itu adalah hanya murid-murid Muhammad bin Abdul Wahhab yang bisa membaca dan menulis dan sejarah ditulis dari sudut pandang mereka. Tulisan Muhammad bin Abdul Wahhab telah digunakan oleh banyak ekstremis untuk agenda mereka sendiri.

Namun, saya yakin jika Muhammad bin Abdul Wahhab, Bin Baz, dan yang lainnya (para ulama) masih hidup hari ini, mereka akan menjadi orang pertama yang melawan ide-ide ekstremis dan kelompok teroris ini. Masalahnya, ISIS tidak menggunakan tokoh-tokoh agama Saudi yang masih hidup sebagai contoh. Ketika mereka sudah tidak ada, ISIS mulai menggunakan kata-kata mereka dan memutarbalikkan pandangan mereka di luar konteks.

Muhammad bin Abdul Wahhab bukan Arab Saudi. Ada sunni dan syiah di Arab Saudi. Di antara sunni ada empat mazhab dan syiah memiliki mazhab yang berbeda yang semuanya diwakili dalam dewan agama yang berbeda-beda. Saat ini, tidak ada yang bisa mendorong salah satu pandangan mazhab tertentu sebagai satu-satunya cara beragama di Arab Saudi. Mungkin itu terjadi di beberapa bagian sejarah kami karena peristiwa yang saya ceritakan, terutama pada tahun 80-an, 90-an, dan awal 2000-an.

Akan tetapi, hari ini, kami kembali ke jalur yang benar, seperti yang saya katakan. Kami akan kembali ke akar, kembali ke Islam yang murni, untuk memastikan bahwa jiwa Arab Saudi, berdasarkan Islam, budaya kami, baik perkampungan maupun perkotaan, melayani bangsa, melayani rakyat, melayani wilayah, melayani seluruh dunia, dan membawa kami pada pertumbuhan ekonomi.

Itulah yang terjadi dalam lima tahun terakhir. Jadi, hari ini, saya tidak mengatakan bahwa kita mungkin akan melakukan ini. Mungkin jika kita melakukan wawancara pada tahun 2016, Anda akan mengatakan saya membuat asumsi dan ini hanyalah analisis Putra Mahkota Arab Saudi. Namun, kami telah melakukannya. Anda melihatnya sekarang dengan mata Anda di Arab Saudi. Datang saja dan lihat serta tontonlah video-video tentang Arab Saudi enam atau tujuh tahun lalu. Kami melakukan banyak hal dan masih ada beberapa hal yang harus dilakukan. Kami akan bekerja untuk mewujudkannya.

The Atlantic

Di Washington, ketika kali pertama kita bertemu, kita berbicara mengenai undang-undang perwalian dan kecepatan suatu perubahan. Anda menunjukkan sebuah video di ponsel Anda tentang sekelompok pria yang menembakkan senjata mereka di acara pernikahan. Saya tidak tahu apakah Anda masih mengingatnya.

Putra Mahkota

Saya ingat.

The Atlantic

Anda berkata, “Lihat, saya harus berjalan dengan kecepatan yang tepat. Saya tidak bisa berjalan terlalu cepat karena orang-orang ini menginginkan kecepatan tertentu.” Maka dari itu, pertanyaan saya adalah tiga tahun kemudian, apakah Anda merasa seperti Anda melaju lebih cepat sekarang? Apakah Anda merasa mendapat penentangan besar dari para pemimpin suku dan agama?

Putra Mahkota

Saya yakin saya menunjukkan video tersebut karena Anda bertanya kepada saya tentang demokrasi di Arab Saudi.

The Atlantic

Ya.

Putra Mahkota

Arab Saudi adalah negara monarki, berdasarkan dan didasarkan pada model itu. Dan saya katakan bahwa di bawah monarki ada sistem struktur kompleks monarki suku dan kota, seperti kepala suku dan pemimpin kota. Jadi, saya mencoba memberikan contoh seperti apa monarki semisuku di Arab Saudi.

The Atlantic

Anda mengatakan Anda tidak bisa berjalan terlalu cepat.

Putra Mahkota

Tidak, yang saya katakan adalah saya tidak dapat mengubah Arab Saudi dari monarki ke sistem jenis lain karena Arab Saudi telah didasarkan pada monarki selama tiga ratus tahun. Struktur monarki yang kompleks ini, dari ribuan sistem suku dan kota telah menjadi bagian dari cara orang hidup pada masa lalu dan itu bagian dari Arab Saudi hari ini dan akan berlanjut sebagai monarki.

Di antara keluarga Kerajaan Saudi, ada lebih dari 5.000 bangsawan dari Keluarga Saud. Anggota Dewan Kesetiaan (lembaga yang beranggotakan para senior dari keluarga Saud, pendiri Kerajaan Arab Saudi) di antara mereka memilih saya untuk melindungi kepentingan monarki yang menjalankan struktur kompleks ini berdasarkan ribuan pemimpin suku dan semisuku. Mengubah sistem ini sama saja seperti mengkhianati Al-Saud, mengkhianati ribuan pemimpin suku dan semisuku di Arab Saudi. Namun, semua pemimpin itu membantu membuat perubahan di Arab Saudi. Karena itu, saya tidak berpikir bahwa mereka adalah orang-orang yang memperlambat perubahan. Mereka adalah orang-orang yang membantu saya untuk berbuat lebih banyak.

The Atlantic

Anda memberi tahu kami terakhir kali tentang bagaimana Anda mendengarkan orang-orang Saudi, mencari tahu apa selera mereka, apa minat mereka yang berubah. Dengan demikian, sepertinya Anda belum sampai ke garis finis. Anda belum melakukan semua perubahan yang ingin Anda lakukan. Seberapa dekat Anda? Dan seberapa berbeda garis finis dengan yang Anda rencanakan?

Putra Mahkota

Jika saya memberi tahu Anda bahwa saya melihat garis finis, ini berarti saya adalah pemimpin yang mengerikan. Garis finis adalah sesuatu yang jauh. Anda terus berlari, dan terus berlari lebih cepat. Dan teruslah membuat lebih banyak garis finis dan terus berlari. Tujuan kami adalah menjadi lebih cepat dibandingkan yang lain dan mencapai lebih banyak daripada yang lain.

The Atlantic

Akan tetapi, apakah ada batasnya? Apakah saya dapat melakukan suatu hal di sini seperti yang saya lakukan secara legal di Amerika Serikat? Atau adakah titik pemberhentian karena ini adalah negara Islam?

Putra Mahkota

Secara sosial?

The Atlantic

Ya. Sebagai contoh.

Putra Mahkota

Dalam Islam, untuk beberapa hal dilarang bagi umat Islam dan Allah menetapkan langsung hukuman untuk itu, dan pada beberapa hal lain Tuhan tidak menentukan hukuman—itu berarti penghukumannya adalah antara manusia dan Tuhan.

Meskipun demikian, jika Anda orang asing, ajaran Islam tidak dapat diterapkan kepada Anda. Karena itu, jika Anda adalah orang asing yang tinggal atau bepergian di Arab Saudi, Anda memiliki semua hak untuk melakukan apa pun yang Anda inginkan, berdasarkan keyakinan Anda, apa pun keyakinannya selama itu sesuai dengan hukum negara tersebut.

Itulah yang terjadi pada masa Nabi dan periode empat khalifah yang berjalan di atas petunjuk. Mereka tidak menerapkan aturan sosial kepada nonmuslim, terlepas dari apakah mereka warga negara atau hanya bepergian di negara mereka.

The Atlantic

Kefasihan Anda berbicara tentang hukum Islam benar-benar unik di antara para penguasa Arab Saudi. Posisi yang Anda ambil adalah posisi yang sangat modern, tetapi juga sangat jarang di antara para cendekiawan Islam. Oleh karena itu, haruskah kita pada masa depan mengharapkan para penguasa Arab Saudi agar secara pribadi memiliki minat yang besar terhadap masalah-masalah hukum Islam? Pada masa lalu, para ulama memegang kendali atas bidang ini.

Putra Mahkota

Dalam hukum Islam, kepala negara Islam adalah wali al-`amr, penguasa. Sebab itu, keputusan akhir bukan di tangan mufti. Fatwa terakhir adalah dari raja. Dengan demikian, mufti dan Dewan Fatwa adalah seperti penasihat bagi raja, mereka memberikan masukan kepada Raja. Namun dalam ajaran Islam, penguasa, memiliki fatwa terakhir, memiliki bay’a. Fatwa terakhir adalah dari Raja Arab Saudi.

Mereka tahu bahwa mereka dapat berdebat—Anda harus berdebat, Anda harus menjelaskan diri Anda sendiri, Anda harus menggunakan bukti, berdasarkan yurisprudensi Islam, berdasarkan pada masa Nabi, berdasarkan pada masa Khalifah, Anda harus melihat ke dalam Al-Qur’an. Anda untuk berdebat dengan menggunakan hadis, sampai Anda mendapatkan titik terang. Kemudian, Anda harus memastikan orang-orang siap untuk itu dan memercayainya. Setelah itu, Raja membuat keputusan itu. Akan tetapi, jika Anda menggunakan kekuasaan sebagai Raja dan membuat keputusan tanpa melalui seluruh proses yang seharusnya, hal ini dapat menyebabkan guncangan di jalan dan mengejutkan orang-orang.

The Atlantic

Saya pernah mendengar Anda berbicara tentang pentingnya hadis mutawatir, misalnya, dan diskusi tentang hukum Islam pada tingkatan ini bukanlah sesuatu yang biasa kita dengar dari seorang putra mahkota atau seorang raja.

Putra Mahkota

Itulah sumber utama perpecahan di dunia muslim, antara muslim yang ekstrem dan muslim yang cinta damai. Anda memiliki puluhan ribu hadis. Dan, Anda tahu, kebanyakannya, tidak terbukti (benar) dan digunakan oleh banyak orang sebagai cara untuk membenarkan apa yang mereka lakukan. Misalnya, pengikut Al-Qaeda, pengikut ISIS, mereka menggunakan hadis yang sangat lemah, tidak terbukti kebenarannya, untuk menyebarkan ideologi mereka.

Jadi, sederhananya, Tuhan dan Al-Qur’an menyuruh kita untuk mengikuti hadis Nabi. Dan pada zaman Nabi, orang-orang menulis Al-Qur’an, dan menulis hadis Nabi, tetapi Nabi memerintahkan agar ajarannya tidak ditulis untuk memastikan bahwa dasar utama tetap Al-Qur’an. Karena itu, ketika kita berbicara hadis Nabi, kita harus sangat berhati-hati. Dan hadis dikelompokkan dalam tiga kategori.

Pertama, apa yang disebut mutawatir. Jadi itu berarti, beberapa orang mendengarnya dari Nabi, beberapa orang mendengarnya dari beberapa orang itu, dan beberapa orang mendengarnya lagi dari beberapa orang itu. Dan itu telah didokumentasikan. Hadis-hadis ini hampir sangat kuat dan kita harus mengikutinya. Jumlahnya sedikit, hanya sekitar 100 hadis.

Kategori kedua adalah apa yang kita sebut sebagai hadis ahad. Satu orang mendengarnya dari Nabi dan orang lain mendengarnya dari orang itu, sampai ke orang yang mendokumentasikannya. Atau beberapa orang mendengarnya dari Nabi dan satu orang mendengarnya dari beberapa orang itu. Oleh sebab itu, jika perawinya satu orang dalam silsilah hadis, kami menyebutnya hadis dengan perawi satu orang. Jadi, yang itu kita sebut (hadis) ahad. Dan kita harus mempelajari apakah itu benar, apakah itu sesuai dengan ajaran Al-Qur’an, apakah itu sesuai dengan ajaran Islam yang mutawatir, dan apakah itu sesuai dengan kemaslahatan umat. Dan berdasarkan itu, Anda menggunakannya atau tidak.

Yang ketiga disebut khabar. Seseorang mendengarnya dari Nabi, dll., dll., dan di antara perawinya ada beberapa yang tidak diketahui. Ada puluhan ribu hadis dan itu tidak boleh Anda gunakan sama sekali, kecuali dalam satu kasus; jika Anda memiliki dua pilihan dan keduanya sangat baik. Anda dapat menggunakan hadis khabar tersebut dalam kasus itu, asalkan itu untuk kemaslahatan orang banyak.

Itulah yang kami coba identifikasi dan publikasikan, untuk mendidik dunia muslim tentang bagaimana Anda menggunakan hadis. Saya percaya itu akan membuat perbedaan besar. Ini membutuhkan waktu. Kami sudah berada pada tahap akhir, saya pikir kami bisa menerbitkannya, mungkin dua tahun dari hari ini. Ini hanya tentang mendokumentasikan hadis dengan cara yang benar karena ketika orang-orang membaca buku yang berbeda, mereka tidak memiliki pola pikir atau otak atau pengetahuan untuk melihat silsilah hadis dan membedakannya. Kami hanya mengatakannya secara sederhana: ini terbukti.

The Atlantic

Pertanyaan saya kemudian adalah, Anda dapat membicarakan hal ini dengan lancar dan penuh pengetahuan, mengapa Anda membutuhkan seorang mufti? Anda bisa melakukannya sendiri.

Putra Mahkota

Karena tugas mufti adalah menjawab orang-orang yang mengajukan pertanyaan sehari-hari, pertanyaan-pertanyan seputar kehidupan sehari-hari. Misalnya, jika seseorang makan pada bulan Ramadan dan dia ingin tahu apa yang harus dia lakukan, apakah dia berdosa atau tidak, lalu dia ingin memanggil seseorang untuk memberinya jawaban, itu harus diatur. Jadi, tidak ada yang bisa begitu saja mengatakan, “Saya tahu bagaimana melakukannya” dan dapat menjawab pertanyaannya. Hal tersebut harus diatur. Harus ada sertifikat dari pemerintah. Sebab itu, Lembaga Riset dan Fatwa dan semua orang yang bekerja di bagian itu, itulah tujuan mereka: menjawab pertanyaan orang-orang tentang kebutuhan mereka.

The Atlantic

Bolehkah saya kembali pada yang Anda katakan sebelumnya? Anda menceritakan sebuah kisah tentang Nabi sendiri yang sangat toleran, melihat dari sudut pandang orang lain. Terserah Tuhan untuk menilai dosa seseorang. Akan tetapi, Arab Saudi sangat sering menggunakan hukuman mati dan mendapat banyak kritik karena begitu sering menggunakan hukuman mati, dan Anda memiliki hukuman amputasi dan hukuman lain yang ditentukan oleh hukum Islam. Apakah semua ini berarti bahwa Anda ingin menyingkirkan hukuman fisik bagi dosa-dosa manusia?

Putra Mahkota

Baik, mengenai hukuman mati, kami telah menghapusnya, kecuali satu kategori, dan kategori ini tertulis di dalam Al-Qur’an. Kami tidak bisa berbuat apa-apa, bahkan jika kami ingin melakukan sesuatu karena ini adalah ajaran yang jelas dalam Al-Qur’an. Apabila seseorang membunuh seseorang, orang lain, keluarga orang itu berhak (setelah proses pengadilan) untuk menerapkan hukuman mati, kecuali mereka memaafkannya. Atau, jika seseorang mengancam nyawa banyak orang, artinya dia harus dihukum dengan hukuman mati. Itu ajaran dalam Al-Qur’an. Terlepas dari apakah saya suka atau tidak, saya tidak memiliki kekuatan untuk mengubahnya.

The Atlantic

Namun, Anda dapat mengatur suasana untuk mendorong lebih banyaknya pengampunan.

Putra Mahkota

Kami sedang melakukan itu. Jika Anda punya waktu, kami dapat membawa Anda ke semua provinsi, dan apabila Anda pergi ke pusat, ada departemen khusus yang menangani masalah itu. Dan jika ada hukuman mati, itu tidak langsung dilaksanakan. Itu akan dilakukan setelah enam bulan atau bahkan satu tahun, untuk memberi waktu kepada keluarga korban untuk menenangkan diri, berhenti sejenak, dan berpikir. Dan persentase eksekusi yang dibatalkan berdasarkan jenis penyelesaian ini cukup tinggi.

Artinya, kami melakukan yang terbaik di bidang itu. Dan kami akan melakukan lebih banyak tentang itu. Hukuman cambuk—itu ditiadakan sepenuhnya di Arab Saudi. Tidak ada lagi. Sudah dihentikan seratus persen. Satu-satunya masalah yang sedang kami coba selesaikan adalah untuk memastikan bahwa tidak ada hukuman tanpa undang-undang. Dan kami sedang mengerjakannya. Dengan demikian, ada beberapa hukuman yang tergantung pada kebijaksanaan hakim. Dan sekarang kami mencoba untuk memastikan bahwa tidak ada hukuman di Arab Saudi tanpa landasan hukum. Kami sedang membicarakan hal itu dan akan menghentikannya dalam dua hingga tiga tahun ke depan.

 

Catatan editor:

  • Para ulama hadis mengategorikan hadis menjadi mutawatir dan ahad bukan untuk membeda-bedakan derajat keandalannya sebagai sumber hukum. Berkaitan dengan itu, hadis ahad sendiri memiliki banyak kategori, dan tidak semua hadis ahad hanya memiliki satu orang periwayat pada satu tingkat generasi. Misalnya hadis masyhur, yang juga merupakan bagian dari hadis ahad, diriwayatkan oleh tiga orang pada setiap tingkatan generasi.
  • Khabar dalam ilmu hadis terkadang dimaknai sama dengan hadis, tetapi kadang juga dimaknai sebagai sesuatu yang lebih umum dari hadis. Artinya, sebuah khabar terkadang bukanlah bersumber dari Rasulullah.


Penerjemah:
Muhajir Julizar
Editor Substantif: Teuku Zulman Sangga Buana dan Nauval Pally Taran
Editor Naskah: Arif Rinaldi dan Teuku Zulman Sangga Buana

Sumber: Saudi Gazette

Judul (Bahasa Inggris): “Full transcript of Crown Prince interview of reforms, religious, future of Saudi Arabia and relations with US.”

Tags : arabarab saudiislammodernismemuhammad bin salmansorotantimur tengahwahabi

The author Redaksi Sahih