close
Sumber Foto: Upi.com

SAHIH.CO – Dalam sejarah yang amat panjang, tercatat kisah persaudaraan yang sangat mulia. Ini bukan sekadar legenda kuno, melainkan kisah nyata tentang kepedulian yang tertanam dalam jiwa dan ajaran Islam. Sebagai umat yang hidup di masa sekarang, kita dapat menemukan inspirasi dari perilaku baik orang Ansar pada zaman Rasulullah, terutama dalam kesungguhan mereka membantu para Muhajirin. Sekarang, di tengah cobaan pengungsi Rohingya, kita berada di persimpangan antara kemanusiaan dan kewajiban agama, di mana kita dipanggil untuk menjadi Ansar zaman ini.

Seperti yang diingatkan oleh Al-Qur’an, “Dan orang-orang yang telah lebih dahulu menetap di kota itu, dan telah beriman sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mencintai orang yang berhijrah kepada mereka…” (Q.S. Al-Hasyr: 9). Kata-kata ini mengingatkan pada kebaikan hati orang Ansar yang tidak hanya membuka pintu Madinah untuk Muhajirin, tetapi juga pintu hati mereka. Cinta mereka besar, memberikan cahaya kepada langkah-langkah para pengungsi sebagaimana mentari menyapa fajar.

Hadis yang menyatakan, “Orang mukmin kepada orang mukmin yang lain ibarat satu bangunan; sebagian yang satu saling menopang sebagian yang lain” (HR. Bukhari dan Muslim), menggambarkan semangat ukhuwah yang kita semua harapkan. Ini adalah panggilan untuk bersatu, tidak terhalang oleh batas geografis atau etnis. Sebagai orang beriman, kita diajak untuk menjadi bagian dari kisah ini, menjadi pilar yang kokoh, menopang kehidupan orang-orang yang sedang berhijrah, seperti yang dilakukan oleh Ansar.

Sabda Rasulullah, “Barang siapa yang membantu seorang Muslim yang dalam kesulitan, niscaya Allah akan membantunya di dunia dan akhirat” (HR. Muslim), memberikan dorongan untuk melakukan kebaikan kepada sesama. Tindakan baik bukan hanya bantuan, melainkan investasi untuk masa depan kita di dunia dan akhirat. Dalam panggilan kemanusiaan ini, pengungsi Rohingya bukan hanya berita, tetapi kesempatan bagi kita untuk mendapatkan pertolongan Allah.

Rasulullah juga berkata, “Barang siapa yang memberikan perlindungan kepada seorang yang sedang dalam keadaan terdesak, niscaya ia akan menjadi orang yang berada di bawah naungan Allah pada hari kiamat” (HR. Bukhari dan Muslim). Pengungsi Rohingya yang terdesak adalah tamu Allah yang menghadap kepada kita dengan wajah kelelahan dan harapan. Mereka adalah ujian untuk kita, apakah kita bisa menjadi Ansar modern dengan menjadi payung dan pelindung bagi mereka ataukah tidak.

Sebagai penjaga kisah ini, kita diminta untuk terlibat dalam kisah kebaikan ini. Bukan hanya memberikan donasi atau bantuan fisik, tetapi kasih sayang yang bisa mengubah takdir. Dengan setiap langkah, kita membangun kembali kisah persaudaraan yang mengalir dalam darah orang Ansar. Kita adalah penulis kisah ini, menciptakan tindakan kebaikan untuk merajut kisah kebersamaan yang tak terlupakan.

Mari kita bersama-sama menyongsong matahari baru di cakrawala kemanusiaan. Membantu pengungsi Rohingya bukan hanya tugas kemanusiaan, melainkan panggilan agung untuk meneladani kebijaksanaan dan ketulusan orang Ansar. Kita adalah pelaku kisah ini, menjadi Ansar modern yang menunjukkan kepedulian sebagai bentuk cinta kita kepada Sang Khalik.

Penulis: Misbahul
Editor: Nauval Pally Taran

Tags : ansarkemanusiaanmuhajirinmuslimpengungsirohingya

The author Redaksi Sahih