close
KalamResonansi

Melatih Kedekatan Seorang Muslim dengan Tuhannya

Sumber Foto Ilustrasi: Pixabay

SAHIH.CO – Anda seorang muslim? Menurut Anda, seberapa sering Anda dekat dengan Tuhan Anda? Maksud saya, bukan hanya sekadar pengakuan, tetapi kenyataan yang terjadi yang tercermin dari perilaku dan kebiasaan Anda. Mungkin hanya saat salat lima waktu? Itu pun mungkin sebagian besar porsi pikiran Anda masih melayang-layang entah ke mana.

Saudaraku seiman, pernah tidak Anda terpikir betapa Islam mengajarkan kita untuk selalu mengingat Allah di mana saja dan kapan saja? Kenyataannya memang demikian, kondisi ideal seorang yang beriman adalah ia senantiasa mengingat Allah dan merasa dipantau oleh Allah. Apabila kondisi kita sebagai orang-orang yang mengaku muslim, setidaknya berusahalah untuk mencapai kondisi ideal tersebut, mungkin kebobrokan dan berbagai kerusakan yang ada di sekitar kita menjadi lebih sedikit atau setidaknya kita bisa melihatnya dari sudut pandang yang berbeda (cobaan).

Namun kenyataannya, mayoritas kita sangat jauh dari kondisi tersebut. Bahkan untuk mencapai kondisi minimal sebagai seorang muslim (menjalankan salat lima waktu), sepertinya masih cukup banyak yang tidak mampu. Lantas engkau memimpikan kepemimpinan umat Islam yang bersatu? Rasanya mimpi itu masih terlalu jauh.

Lantas apa hal yang setidaknya bisa kita lakukan untuk mendekati kondisi ideal tersebut? Tentu saja kita perlu yang namanya latihan, sebagaimana para atlet yang melatih raganya agar memiliki kondisi fisik yang optimal dalam berbagai olahraga, demikian halnya iman (kedekatan kepada Allah), kita perlu melatihnya; salah satunya dengan doa dan zikir.

Doa merupakan ibadah yang sangat agung, yang dengannya esensi kita, manusia, sebagai hamba Allah benar-benar terasa. Dengan doa, kita benar-benar menunjukkan kebutuhan kita atas rahmat Allah. Sampai-sampai Allah sendiri berfirman bahwa mereka yang enggan berdoa kepada Allah akan memasuki neraka (Baca Q.S Ghafir: 60). Allah juga telah mengabarkan bahwa Allah senang kepada hamba-hamba Nya yang meminta kepada-Nya. Bahkan para ulama banyak menulis berbagai buku khusus untuk membahas tentang doa.

Lantas, menurut Anda, doa itu dibaca saat bagaimana? Sebagian besar kita mungkin membiasakan berdoa “hanya” setelah salat. Tapi apakah doa hanya sebatas ketika selesai salat wajib lima waktu? Kenyataannya tidak. Agama Islam telah mengajarkan begitu banyak sekali doa dan zikir yang bisa dibaca oleh penganutnya di berbagai situasi dan kondisi; mulai sejak bangun tidur hingga seseorang kembali tidur, hampir semua kegiatan manusia secara umum, agama Islam telah mengajarkan doa dan zikirnya. Hisnul Muslim, sebuah buku karangan ulama Sa’id bin ‘Ali bin Wahf Al-Qahthani, merupakan salah satu contoh buku yang terhimpun di dalamnya doa-doa dan zikir-zikir yang begitu banyak, mungkin pembaca pernah menemukannya atau sekilas melihatnya. Jikalau saudaraku memperhatikan bagian daftar isi dari buku tersebut, niscaya saudara akan menyadari ada begitu banyak doa-doa dan zikir-zikir yang belum saudara ketahui.

Coba latih diri saudara untuk mulai rutin membaca doa-doa dan zikir-zikir singkat yang ada di buku tersebut, tentunya sesuai situasi dan kondisi. Usahakan pula untuk memahami apa yang Anda baca, karena itu lebih melekat di hati. Ketika akan bangun tidur, ketika masuk kamar mandi, ketika berwudhu, ketika keluar kamar mandi, ketika makan dan seterusnya. Semoga dengan demikian, keterikatan hati kita kepada Allah semakin erat dan kokoh.

Penulis: Arif Rinaldi
Editor: Nauval Pally Taran

Tags : agamadoailmuimanmuslim

The author Redaksi Sahih