close
Esai

Bedanya Amerika Serikat dan Arab Saudi dalam Menghadapi Pandemi: Sebuah Perbincangan

Sumber Foto: Freepik

Saya bertanya kepada seorang teman wanita Amerika yang tinggal di salah satu pinggiran Kota San Francisco tentang kondisi mereka—bagaimana keadaan dia dan keluarganya selama krisis. Dia menjawab bahwa putrinya dan dia menderita batuk dan sesak napas. Namun, otoritas kesehatan telah menginstruksikan dia untuk tinggal di rumah karena dia tidak mengalami demam suhu tinggi.

Saya bertanya kepadanya tentang kondisi di kota dan pinggirannya, yang jalan dan pasarnya begitu saya kenal. Dia menjawab bahwa orang-orang telah dicekam oleh kepanikan, melakukan pembelian panik dan menimbun makanan dan tisu, termasuk tisu toilet. Dia bilang dia merasa kondisinya benar-benar mengkhawatirkan.

Untuk sesaat, saya coba membayangkan bagaimana pemandangan itu. Tempat ini berdenyut dengan kehidupan yang gemerlap sepanjang waktu, mal dan pasarnya penuh dengan semua jenis barang dan makanan sampai-sampai Anda akan berpikir itu adalah tempat paling ideal di dunia.

Akan tetapi, hari ini itu dapat disamakan dengan sebuah adegan dalam film Hollywood “Kiamat” ketika ketertiban runtuh dan kekacauan mengambil alih, orang-orang dicengkeram oleh ketakutan dan kota mereka berubah menjadi keadaan barbarisme dan kebrutalan.

Saya mengiriminya beberapa klip video dan pesan teks, yang diambil dan ditulis oleh beberapa orang Amerika yang tinggal di Arab Saudi. Mereka menggambarkan situasi di Arab Saudi dan menolak untuk kembali ke Amerika.

Saya menjelaskan kepadanya langkah-langkah yang telah diambil pemerintah kita, bagaimana kasus-kasus dugaan segera ditangani, lokasi di karantina, dan bagaimana warga Saudi yang terdampar di luar negeri diberikan perawatan.

Saya juga menyebutkan kebijakan kemanusiaan yang diambil oleh Raja untuk memberikan perawatan kesehatan kepada siapa pun yang berada di tanah Saudi, termasuk penduduk ilegal. Jadi, dia mengingatkan saya pada percakapan di antara kami di salah satu kafe, yang juga melibatkan istri saya.

Ini soal fokus pada kesenjangan politik, budaya, dan ekonomi antara dunia pertama dan dunia ketiga. Ini adalah perpecahan palsu yang diciptakan oleh kapitalisme untuk mengonsolidasikan kontrol mereka dan mencapai kepentingan mereka.

Dia mengingatkan saya bahwa saya dahulu melihat pendapatnya dipengaruhi oleh liberalisme kirinya. Dia berkata, “Lihat saja bagaimana para pemimpin Anda telah memberikan prioritas utama kepada umat manusia, sementara para pemimpin kami telah memberikan prioritas kepada ekonomi. Anda akan tahu bahwa garis pemisah antara dunia pertama dan dunia ketiga tidak ada hubungannya dengan hegemoni politik, kekuatan militer, atau kekuatan ekonomi, tetapi nilai kemanusiaan!”


Penulis: Khalid Al-Sulaiman

Penerjemah: Muhajir Julizar
Editor Naskah: Teuku Zulman Sangga Buana

Judul Asli: “A conversation with my American friend”

Sumber: Saudi Gazette

Tags : Amerika Serikatarab saudicovid-19kemanusiaanpandemi

The author Redaksi Sahih

Leave a Response