close
Sumber Foto: Pixabay

Permasalahan sampah di Kota Banda Aceh hingga kini masih menjadi dilema yang belum juga menemukan titik terang. Membeludaknya kapasitas sampah yang tanpa dibarengi dengan pengelolaan yang memadai kerap menjadi pemicu problematik ini. Menanggapi fenomena ini, KamiKita Community Center mencoba menjadi bagian penting yang hadir untuk membantu mengentas masalah tersebut.

Menurut keterangan dari Henny Cahyanti, Project Coordinator Yayasan KamiKita di Gampong Mulia, pihaknya bahkan rutin menerima kiriman sampah rumah tangga (organik) dari DLHK3 Kota Banda Aceh. Dalam sekali pasok, jumlahnya bahkan berkisar dua truk per hari. Selanjutnya, sampah-sampah itu diolah menjadi kompos.

Hasil pengomposan ini ada yang dibagikan kepada para warga di sekitar lokasi yayasan guna memantik semangat mereka untuk menanam. Adapula yang dijadikan sebagai alat barter dengan beberapa jenis sampah yang didonasikan kepada mereka. Pada sistem barter ini, pihak KamiKita menetapkan nilai tukar untuk beberapa jenis sampah yang bisa mereka pakai atau mampu mereka olah menjadi sesuatu nantinya.

Kampanye iklan ini, mereka beri tema “Sampahku Rezekiku”. Sebagaimana yang termuat di selembaran yang dibagikan pada pengunjung serta poster di akun Instagram resmi KamiKita.

Beberapa sampah yang mereka beri nilai barter per satuannya, yaitu ban mobil bekas 5000 rupiah, ampas kopi kering 4000 rupiah, galon bekas/rusak 3000 rupiah, spanduk 3000 rupiah, baju bekas 500 rupiah, karung goni 500 rupiah, botol kaca 400 rupiah, botol plastik 200/100 rupiah (ukuran 1,5 liter), dan tutup galon 100 rupiah. Selain itu, sampah jenis tertentu bisa dinegosiasikan nilai barternya, seperti pintu atau kayu. Begitu pula dengan daun, dahan, dan ranting.

Ada beberapa syarat dan ketentuan yang KamiKita tetapkan untuk program barter ini, yaitu barang yang hendak dibarter harus sudah dalam keadaan bersih dan kering. Jika tidak, nilai barter akan dipotong 50%. Seterusnya, jumlah keseluruhan nilai barter di atas selanjutnya akan dikonversikan dan disesuaikan dengan harga produk yang ada di KamiKita, seperti sayuran, microgreen, kompos, sekam, cocofiber, dan cocopeat.

Di samping itu, Henny juga menyampaikan bahwa sekarang sudah ada jasa pengelolaan sampah terpadu yang juga mengolah sampah rumah tangga (composting) komersial untuk wilayah Banda Aceh dan sekitarnya. Jasa itu bernama Kelolah Sampah dan beralamat di Jln. Teratai No. 444, Blok C, Perum Lamsidaya, Kecamatan Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar. Untuk sampah rumah tangga sendiri, pihak Kelolah Sampah bahkan punya waktu angkut enam kali dalam sepekan dengan tarif hanya sekitar 30 ribu rupiah.


Penulis: M. Haris Syahputra
Editor: Teuku Zulman Sangga Buana

Tags : lingkunganplastiksampah

The author Redaksi Sahih