close
Sains

Tenaga Nuklir: Sumber Energi Paling Ramah Lingkungan

Sumber Foto Ilustrasi: Pixabay

SAHIH.CO – Meski dipenuhi kontroversi, nuklir sangat pantas diposisikan sebagai sumber energi listrik paling ideal dan ramah lingkungan.

Pasalnya, tidak butuh lahan yang luas untuk menghasilkan energi yang melimpah. Di samping itu, emisi yang dihasilkan juga sangat rendah dibandingkan sumber-sumber energi lain, termasuk biomassa, tenaga air, dan angin.

Berdasarkan temuan dari Our World in Data yang menghitung emisi setara CO2 per gigawatt-jam (GWh) listrik yang dihasilkan selama siklus hidup pembangkit listrik. Nuklir, hanya mengeluarkan sedikit gas rumah kaca. Di mana emisi CO2 yang dihasilkan hanya 3 ton CO2 per GWh saja.

Melansir dari databoks, pembangkit listrik tenaga nuklir menggunakan fisi untuk menghasilkan listrik tanpa pembakaran apapun, untuk menghindari emisi dari proses pembangkitan listrik.

Rata-rata, hanya dibutuhkan satu reaktor nuklir biasa untuk menghasilkan satu GWh listrik. Kapasitas pembangkit listrik reaktor nuklir sebagian besar disebabkan oleh kepadatan energi uranium dan bahan bakar nuklir yang tinggi.

Adapun pembangkit listrik tenaga batu bara, minyak, dan gas alam mengeluarkan lebih banyak gas rumah kaca daripada pembangkit listrik terbarukan maupun tidak terbarukan. Faktanya, emisi per GWh dari pembangkit listrik tenaga batu bara mencapai 820 ton CO2 per GWh atau kira-kira 273 kali lebih tinggi dari pada pembangkit listrik tenaga nuklir.

Tenaga air memang menawarkan alternatif yang lebih bersih dan terbarukan dibandingkan bahan bakar fosil. Namun, beton dan bahan yang digunakan dalam konstruksi bendungan juga berkontribusi terhadap emisi.

Selanjutnya, dekomposisi vegetasi bawah air di waduk juga melepaskan metana dan karbon dioksida ke lingkungan. Di saat yang sama, emisi per GWh dari pembangkit listrik tenaga air cukup rendah –sekitar 24 kali lebih rendah dari batu bara.

Setelah tenaga air, matahari dan angin kerap sering disebutkan dalam hal transisi energi bersih. Namun faktanya, kepadatan energi keduanya masih lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Akibatnya, dibutuhkan lebih banyak unit dan lahan untuk menghasilkan jumlah daya yang sama. Padahal, limbahnya tergolong sebagai bahan yang tidak mudah diurai.

Sebagai gambaran, untuk menghasilkan satu GWh listrik dapat membutuhkan lebih dari tiga juta panel fotovoltaik, atau 412 turbin angin skala utilitas. Membangun ladang tenaga surya dan angin besar-besaran ini menambah jejak material yang relatif besar dan akibatnya, emisi GRK.

Nuklir memenuhi 6 kriteria green energy yaitu tidak adanya emisi, mempunyai footprint yang kecil, sumber energi tidak merusak ekosistem, harus memperhatikan pengelolaan limbah, berkelanjutan, dan terjangkau. Energi nuklir dianggap lebih efisien dalam menghasilkan energi dibandingkan sumber energi ramah lingkungan yang lain.

Berdasarkan kajian akademik, nuklir merupakan solusi ramah lingkungan yang berkelanjutan untuk mengejar Indonesia sejahtera dan rendah karbon pada tahun 2050. Implementasi nuklir sebagai energi terbarukan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan energi sekaligus dapat mencapai target penurunan karbon di masa mendatang.

Pewarta: M. Haris Syahputra
Editor: Nauval Pally Taran

Tags : lingkungannuklirtenaga listrik

The author Redaksi Sahih