close
Opini

Perang Dingin Baru atau Perang Dunia III?

Sumber Foto: Pixabay

Ini tidak akan menjadi perang seperti pendahulunya, Perang Dunia Pertama dan Kedua. Akan tetapi, bisa menjadi perang dunia jenis baru, yang belum pernah diketahui dunia sebelumnya.

Tentu saja, invasi Presiden Rusia Vladimir Putin ke Ukraina menciptakan fakta baru yang tidak salah lagi di lapangan: dia tidak diragukan lagi memberlakukan tatanan dunia baru. Yang sama sekali berbeda dengan tatanan dunia yang dipaksakan oleh Barat kepada Rusia setelah berakhirnya Perang Dunia II.

Ini adalah sistem yang tidak memiliki kesamaan dengan sistem lama, kecuali komitmen Rusia terhadap apa yang dikenal sebagai Teori Woodrow Wilson, yang memungkinkan setiap negara memiliki hak untuk memblokir apa pun yang dianggapnya sebagai ancaman bagi keamanan nasionalnya. Putin melihat perluasan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di republik-republik Soviet yang merdeka, dan negara-negara Eropa Timur yang bertetangga dengan negaranya, sebagai ancaman serius bagi Rusia.

Perang Dunia Ketiga yang berbeda? Ya. Itu tidak akan berkembang menjadi perang habis-habisan antara Barat dan Rusia.

Itu pasti tidak akan berubah menjadi perang nuklir; semua pemilik kekuatan nuklir takut akan ketidakseimbangan pencegahan nuklir, jangan sampai pengalaman serangan nuklir AS di Hiroshima dan Nagasaki, yang mengakhiri Perang Dunia II, terulang. Konflik kali ini akan menjadi perang ekonomi global.

Barat masih memobilisasi untuk memberikan sanksi atas kerusakan ekonomi terbesar di Rusia. Ini adalah perang yang secara teoretis dapat memiliki pemenang dan pecundang, tetapi secara strategis itu adalah perang kerugian.

Karena Eropa dan Amerika Serikat akan terpengaruh oleh boikot Rusia, secara finansial dan ekonomi, pada tingkat yang sama seperti Rusia akan dirugikan. Di garis depan kerugian besar adalah pasokan energi global, terutama minyak dan gas.

Dapat dikatakan bahwa rumah-rumah di Eropa, tanpa gas pemanas Rusia, akan sangat menderita akibat dingin dan salju. Jadi, ini adalah Perang Dunia Ketiga yang akan menggambar ulang peta benua lama, yang kehilangan keinginannya, yang kepentingannya saling bertentangan, dan tujuan rezim dan partai yang berkuasa berlipat ganda (Prancis berada di ambang pemilihan presiden. Jerman memiliki ketertarikan pada pipa pasokan gas Rusia, dan Turki, anggota NATO, memiliki pandangan yang sama pada sistem pertahanan rudal yang dibeli dari Moskow).

Ini adalah peta yang akan digambar ulang oleh Putin dengan “hukum kekuatan”, bukan dengan “kekuatan hukum”, selama lawan Baratnya tidak dapat menghadapinya dengan kekuatan yang dia gunakan. Presiden AS Joe Biden telah mengonfirmasi bahwa pasukan negaranya tidak akan berperang di Ukraina. NATO mengumumkan bahwa mereka tidak akan menempatkan pasukannya di Ukraina karena itu bukan negara anggota.

Jelas bahwa Putin bermaksud operasi militernya di Ukraina untuk memasukkan dua wilayah separatis pro-Rusia di Ukraina timur, dan untuk menyegel rezim Presiden Zelensky di Kiev, dan memasang rezim pro-Moskow di sana. Putin menyadari bahwa ini adalah tujuan akhir yang dapat ia capai tanpa kehendak Barat untuk menghadapinya di Ukraina.

Namun, jika dia mencoba untuk menghidupkan kembali bekas Uni Soviet, dengan memasukkan negara-negara yang berputar di orbit Moskow hingga runtuhnya bekas serikat pada tahun 1990, Putin akan menghadapi neraka yang tidak akan bisa dia hadapi karena sebagian besar negara-negara itu telah menjadi anggota NATO dan PBB. Inilah yang mendorong Presiden Biden untuk memperingatkan Rusia bahwa mereka akan mempertahankan setiap inci wilayah negara-negara NATO jika Putin menyerbu atau menyerang mereka.

Tidak ada keraguan bahwa konsekuensi dari apa yang dilakukan Presiden Rusia tidak akan terbatas pada benua lama saja, tetapi akan mengubah peta aliansi global setelah invasi ke Ukraina. Barat akan menemukan bahwa ia menghadapi antiblok baru yang mencakup Rusia, Cina, dan kemungkinan besar Iran, Korea Utara, dan beberapa negara Latin, dan itu hampir ada sekarang. Tidak diragukan lagi ini adalah mimpi buruk bagi semua negara di dunia.

Namun, kebijakan fait accompli (sudah dilaksanakan) yang permanen yang diberlakukan oleh kondisi untuk mengakhiri Perang Dunia II tidak mungkin. Jika aliansi seperti itu mengkristal, sifat ancaman keamanan bagi Barat akan berubah juga.

Selain itu, bagaimana Barat akan berupaya mengamankan kembali kepentingan vitalnya di Timur Tengah? Bagaimana Barat akan mencoba untuk memblokir pengaruh aliansi Sino-Rusia di Afrika, Asia, dan Amerika Selatan?

Tentu saja, mereka yang meramalkan pecahnya Perang Dunia Ketiga akan kecewa. Bukan karena tidak akan terjadi, tetapi karena sifatnya akan benar-benar berbeda dari apa yang mendahuluinya dalam perang kekuatan besar.

Setelah menjatuhkan serangkaian sanksi terbaru terhadap Rusia, Biden mengakui bahwa sanksi adalah senjata yang efeknya hanya akan muncul dalam jangka menengah dan panjang. Pada tingkat yang sama, dampak boikot dan sanksi pada saat yang sama di Barat akan menyakitkan dalam jangka pendek karena harga minyak mulai melonjak dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan makin cepat.

Harga gas di negara-negara Barat juga akan naik ke titik yang menjadikan inflasi sebagai salah satu penyakit paling berbahaya bagi perekonomian Barat dan global. 2022… adalah tahun baru dan tatanan dunia baru terbentuk… dua tahun setelah pandemi “Covid-19”!


Penulis: Jameel Altheyabi

Penerjemah: Muhajir Julizar
Editor: Teuku Zulman Sangga Buana

Sumber: Saudi Gazette

Tags : Amerika SerikatkonflikPerangrusiaukraina

The author Redaksi Sahih