close
Sumber Foto Ilustrasi: Pixabay

Selama kita hidup, kita mungkin telah melihat banyak hal, mendengar berbagai macam suara, ataupun membaca berbagai macam buku atau sekadar artikel ringan layaknya yang sedang Anda baca ini. Mungkin hal-hal ini seperti ini terkesan sepele dan kecil, tetapi sejatinya hal-hal kecil itulah yang sedikit besarnya membentuk karakter kita.

Iya, setidaknya karakter kita akan dipengaruhi oleh apa yang kita baca, kita tonton, dan kita dengar, atau mudahnya bisa kita sebut lingkungan kita. Lingkungan sangat memengaruhi bagaimana karakter kita berkembang, atau setidaknya memengaruhi bagaimana pola pikir kita dalam menghadapi sesuatu.

Inilah salah satu hal krusial tetapi sering dilalaikan sebagian besar kita saat ini. Kita membiarkan atau bahkan sengaja memilih lingkungan yang sebenarnya buruk bagi kita. Ambil saja tontonan, berapa banyak film ataupun tontonan yang saat ini beredar, kebanyakannya lebih menyuarakan tentang hal-hal negatif: LGBT, pornografi, kekerasan, dan hal-hal jelek lainnya.

Sebagaimana sebuah perkataan,

ﻛﺜﺮﺓ ﺍﻟﻤﺴﺎﺱ ﺗزيل ﺍﻻﺣﺴﺎﺱ

“Seringnya terpapar bisa menghilangkan sensitifitas/respons.”

Ya, sebagai seorang muslim, hendaknya kita memperhatikan tontonan, bacaan, dan pendengaran kita. Seringnya kita berinteraksi dengan hal-hal yang berkaitan dengan keburukan seperti di atas, dikhawatirkan akan mematikan sensitifitas kita terhadap keburukan tersebut, membuat kita merasa biasa saja terhadap berbagai macam kemungkaran, atau lebih parahnya justru mendukung kemungkaran tersebut. Apalagi ketika kita berada di usia muda.

Sebuah penelitian Tina Kubrak (2020) tentang pengaruh film terhadap perilaku anak muda menyimpulkan,

“Kaum muda mengubah penilaian mereka terhadap karakteristik regulasi, kognitif, dan emosional lansia setelah menonton film tentang lansia. Pada saat yang sama, perbedaan yang signifikan ditemukan antara mahasiswa dan mahasiswa pascasarjana dalam penilaian mereka terhadap lansia. Setelah menonton film tersebut, sikap negatif mahasiswa terhadap orang lanjut usia makin buruk, sedangkan penilaian mahasiswa pascasarjana justru sebaliknya berubah menjadi lebih baik.”

Meski kita tidak bisa mungkiri, ada orang-orang yang mengambil manfaat dari hal-hal tersebut, keburukan yang mereka sebabkan jauh lebih besar. Ditambah lagi, film-film yang bertebaran di masyarakat saat ini, dominannya memiliki unsur-unsur jelek yang sudah sepatutnya untuk kita hindari. Islam telah mengajarkan kita untuk meninggalkan keburukan. Dan kita sama-sama tahu, menonton film dan hal-hal yang bersifat hiburan dan menghancurkan ini bukanlah suatu keharusan yang apabila kita tinggalkan akan membinasakan kita.

Selain penelitian itu, tentunya masih banyak sekali penelitian yang menjelaskan tentang pengaruh dari apa yang kita lihat, baca, dan dengar terhadap perilaku kita. Maka berhati-hatilah dalam mengonsumsinya.

Tidak heran pula, berkaitan dengan hal ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri pernah menyampaikan hadis tentang pentingnya memilih teman. Bagaimana tidak, apabila seseorang berteman dengan orang yang perangai dan kebiasaannya buruk, tentunya ia juga akan berinteraksi dengan hal-hal tersebut. Apabila temannya biasa untuk merokok, menonton tontonan tidak jelas, mendengar musik-musik, tentunya ia terkadang juga akan ikut nimbrung dengan kegiatan-kegiatan tersebut, atau setidaknya “terpaksa” mengikuti.

Demikian juga salah satu hadis tentang perumpamaan teman yang baik dan buruk yang mungkin sudah sering kita dengar. Teman yang baik diumpamakan layaknya penjual parfum, sedangkan teman yang buruk layaknya seorang pandai besi. Apabila kita berteman dengan seorang penjual parfum, kalaupun kita tidak mendapatkan parfum darinya, setidaknya ketika berinteraksi dengannya yang kita dapatkan adalah aroma harum darinya. Sebaliknya, ketika berinteraksi dengan seorang pandai besi, kalaupun kita tidak terkena api ketika dia bekerja, setidaknya kita akan mendapatkan aroma tidak nyaman ketika bersamanya.

Begitu pula kisah seseorang yang telah membunuh 99 orang dan seorang ahli ibadah. Setelah ia menemukan seorang ahli ilmu dan bertaubat, apa yang kira-kira dianjurkan oleh seorang ahli ilmu tersebut? Ia menganjurkan untuk pergi ke suatu daerah yang masyarakatnya biasa melakukan kebaikan dan meninggalkan daerahnya, tempat berbagai kejelekan biasa terjadi. Mengapa? Karena memang lingkungan akan memengaruhi pola pikir dan perilaku seseorang.

Penulis: Arif Rinaldi
Editor: Nauval Pally Taran

Tags : islamkalammanusiamuslimnasehat

The author Redaksi Sahih