close
KesehatanRagam

Arti Lambang Segitiga dan Angka di Balik Kemasan Plastik

Sumber Foto: Pixabay

SAHIH.CO – Plastik tak pernah lepas dari kehidupan kita sehari-hari, mulai dari bangun pagi hingga tidur lagi, rasanya selalu ada hal yang berkaitan dengan plastik. Pada makanan dan minuman contohnya, hampir seluruh wadah yang ada di pasar terbuat dari plastik.

Pada botol ataupun wadah makanan yang terbuat dari plastik, biasanya akan kita dapati sebuah logo segita panah dengan angka di dalamnya, tahukah Anda apa arti dari tanda tersebut?

Ternyata masih banyak yang tidak mengetahui arti dari lambang tersebut. Ada yang beranggapan, bahwa bila di logo tersebut ada angka satu, maka hal ini berarti plastik tersebut hanya bisa sekali digunakan. Atau angka tiga, berarti telah didaur ulang sebanyak tiga kali. Sebenarnya, apa arti dari lambang tersebut?

Kode tersebut dikeluarkan oleh Society of the Plastics Industry (SPI) yang digunakan untuk mengelompokkan berbagai jenis plastik. Kode-kode tersebut berupa angka 1-7. Selain itu, terdapat pula kode huruf yang biasanya terletak di bawah segitiga, yaitu: PET/PETE, HDPE, PVC/V, LDPE, PP, PS, dan OTHER.

Kode-kode tersebut memiliki artinya masing-masing.

SPI Kode 1 dengan PET atau PETE (Polyethylene Terephthalate).

Plastik yang ditandai dengan kode ini terbuat dari polyethylene terephthalate (PET). Wadah yang terbuat dari bahan ini terkadang menyerap bau dan rasa dari makanan yang disimpan di dalamnya. Biasanya berwarna jernih atau bening, tidak mudah pecah, permukaannya halus, dan tahan terhadap suhu panas.

Bahan ini dapat menghalangi masuk atau keluarnya oksigen, air, dan karbon dioksida dari dalam kemasan. Menurut American Chemistry Council (ACC), produk PET dapat digunakan Kembali setelah dicuci. Namun, karena zat PET tidak tahan terhadap panas, sebaiknya hindari penggunaan wadah PET untuk sesuatu yang panas dan juga dari sinar matahari langsung.

SPI Kode 2 dengan HDPE (High-density Polyethylene)

Plastik ini terbuat dari high-density polyethylene. Produk ini juga aman digunakan dan memiliki ketahanan terhadap zat kimia yang baik sehingga tidak menyebabkan kebocoran zat kimia ke dalam makanan atau minuman. Namun, karena adanya kemungkinan kontaminasi, diharapkan untuk tidak menggunakan wadah bekas sampo, sabun ataupun zat kimia lainnya untuk bahan makanan dan minuman.

SPI Kode 3 dengan PVC atau V (Polyvinyl Chloride)

Terbuat dari polyvinyl chloride. Karena kandungan klorin yang memiliki sifat racun, plastik jenis ini tidak boleh digunakan untuk makanan ataupun minuman. Umumnya plastik jenis ini ditemukan pada perpipaan ataupun sektor-sektor pembangunan.

SPI Kode 4 dengan LDPE (Low-density Polyethylene)

Bahan plastik yang terbuat dari low-density polyethylene ini memiliki sifat yang tahan lama dan fleksibel. Plastik ini juga tidak melepaskan zat kimia berbahaya ke lingkungan, sehingga aman untuk digunakan sebagai wadah makanan.

SPI Kode 5 dengan PP (Polypropylene)

Plastik yang terbuat dari polypropylene juga dapat didaur ulang, namun penyebarannya tidak sebanyak PET ataupun HDPE. Plastik ini biasanya kuat dan tahan terhadap suhu panas.

SPI Kode 6 dengan PS (Polystyrene)

Plastik jenis ini juga dapat didaur ulang, tetapi prosesnya membutuhkan banyak biaya. Plastik ini juga aman digunakan untuk pembuatan wadah sekali pakai, seperti Styrofoam.

SPI Kode 7 dengan OTHER atau O

Plastik yang memiliki kode ini, berarti bukan termasuk dari enam bahan yang telah disebutkan sebelumnya. Ada empat jenis plastik yang termasuk kategori ini, yaitu styrene acrylonitrile (SAN), acrylonitrile butadiene styrene (ABS), polycarbonate (PC), dan nilon.

Menurut Kementerian Kesehatan RI, SAN dan ABS boleh digunakan untuk kemasan makanan dan minuman. Sementara itu, PC dilarang penggunaannya, sebab, setelah dilakukan tes pada hewan, senyawa PC mengandung bisphenol A atau BPA, yang jika sering terpapar dalam jumlah tinggi diduga dapat menyebabkan beberapa risiko kesehatan

 

Penulis: Arif Rinaldi
Editor: Nauval Pally Taran

Sumber Bacaan:
QLP

Tags : bisnisekonomiindustrikesehatanmasyarakatmikroplastikplastik

The author Redaksi Sahih