close
BeritaKabar Nasional

Resmi Berakhir, Konferensi Islam Asean Lahirkan 10 Poin Penting

Sumber Foto: Kemenag

SAHIH.CO, BALI – Konferensi Islam Negara ASEAN atau 2nd ASEAN Countries Conference in Indonesia 2022 yang diselenggarakan di Bali, secara resmi berakhir. Wakil Menteri Agama yang menutup Konferensi tersebut mengatakan bahwa kegiatan tersebut memiliki makna yang sangat besar untuk kepentingan dakwah.

“Pertemuan ini merupakan pertemuan yang menurut kami sangat penting dan sangat memiliki makna yang sangat besar utamanya untuk kepentingan dakwah,” katanya, sebagaimana dilansir dari detik.com.

Konferensi yang dihelat di Nusa Dua, Bali, 21-23 Desember 2022 tersebut mengangkat tajuk Khairul Ummah atau Umat Terbaik sebagai tema besarnya. Konferensi Islam ASEAN ke-2 yang dibuka Wapres KH Ma’ruf Amin tersebut menghasilkan 10 poin yang isinya memperkuat sinergisitas negara ASEAN dan Arab Saudi serta memperkokoh persatuan umat Islam.

Berikut 10 poin Konferensi Islam ASEAN 2022,

Pertama, memperkuat kerja sama dan sinergi negara ASEAN dan Arab Saudi dalam isu keagamaan dan diseminasi Moderasi Beragama (Wasathiyatul Islam).

Kedua, memperkokoh persatuan umat Islam sebagai upaya kontributif terhadap berbagai tantangan keumatan yang dihadapi dunia internasional, baik di bidang politik, ekonomi, agama, sosial, budaya, lingkungan, dan iklim.

Ketiga, meneguhkan peran tokoh agama, cendekiawan muslim, akademisi, dan Organisasi Kemasyarkatan Islam dalam mewujudkan dan menguatkan ketenteraman melalui pembentukan umat unggul yang berakhlak mulia;

Keempat, mewujudkan Khairu Ummah (Umat Terbaik) dengan amar ma’ruf (mengajak pada kebaikan), nahi mungkar (mencegah dari kemungkaran), dan beriman kepada Allah dengan terus mewujudkan sikap saling menghormati dan menghargai keberagaman budaya di masing-masing negara;

Kelima, mengajak pada kebaikan (amar ma’ruf) tidak sebatas pada ibadah ritual, tetapi juga dalam upaya menjaga negara baik di bidang ideologi, politik, sosial, budaya, lingkungan, ekonomi, pertahanan dan keamanan.

Keenam, mencegah kemungkaran (nahi mungkar) dilakukan dengan cara-cara  yang baik dan dilakukan terhadap berbagai anasir disintegritas bangsa termasuk dalam rangka mewaspadai masuk dan berkembangnya paham ekstrem dan terorisme serta melawan semua jenis hoaks, kebohongan, disinformasi dan intoleransi.

Ketujuh, meneguhkan komitmen seluruh komponen bangsa dalam mewujudkan umat teladan yang menjadi pionir tegaknya kemaslahatan dan keadilan.

Kedelapan, mengarusutamakan Wasathiyyatul Islam sebagai praktek keagamaan yg moderat, toleran dan adil layak digaungkan di dunia internasional sebagai solusi atas ancaman konflik kemanusiaan di dunia global.

Kesembilan, penguatan peran filantropi Islam dan lembaganya sebagai salah satu instrumen sumber daya untuk  mewujudkan generasi mandiri dan sejahtera di tengah ancaman krisis pangan yang dihadapi dunia.

Kesepuluh, memperkuat peran perempuan dan keluarga dalam bidang pendidikan, sosial, politik, ekonomi dan budaya untuk mewujudkan khairu ummah.

Mengutip dari laman resmi Kementerian Agama, konferensi tersebut terselenggara atas kerja sama Kementerian Agama RI dengan Kementerian Urusan Islam, Dakwah, dan Penyuluhan Kerajaan Arab Saudi.

Konferensi tersebut diikuti 140 peserta dari negara-negara ASEAN dengan menghadirkan narasumber para pimpinan Ormas Islam, tokoh agama, dan akademisi dari Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Thailand, Filipina, Laos, Myanmar, Vietnam, Timor Leste, dan Arab Saudi.

Pewarta: Misbahul
Editor: Nauval Pally Taran

Tags : arab saudiASEANdakwahindonesiaislammuslim

The author Redaksi Sahih