close

Tips

Tips

Cara Mudah Membongkar Berita Palsu

Internet menjadi tantangan tersendiri bagi konsumen berita untuk memilah mana berita yang benar dan berita palsu. Untuk mengatasi hal tersebut, ada cara sederhana untuk membongkarnya.

Sekarang, siapa pun bisa menyebarkan informasi dan cepat menyebar di media sosial. Persoalan muncul ketika konten yang disebarkan bisa memecah belah pihak yang kemudian menimbulkan reaksi tak terduga dari warganet, padahal konten tersebut palsu atau hoaks.

Oleh sebab itu, melakukan debunking bisa menjadi solusi penting dalam verifikasi berita dalam jurnalistik. Debunking yang artinya ‘membongkar’ adalah metode untuk mengidentifikasi disinformasi, atau lebih tepatnya genre media yang diasosiasikan dengan jurnalisme investigasi menurut jurnal Debunking as a Method of Uncovering Disinformation and Fake News (2020).

Salah satu yang kini banyak dilakukan yaitu debunking foto dan video. Ada ratusan cara untuk memeriksa foto hoaks atau asli. Berikut beberapa cara membongkar berita palsu menggunakan foto dengan langkah sederhana.

1. Google Image

Cara membongkar berita palsu menggunakan foto yang paling sederhana adalah dengan menggunakan Google Image. Caranya cukup mudah, yaitu mengunggah foto yang dicurigai foto dari berita hoaks. Kemudian buka laman Google dan pilih Google Image, lalu klik ikon kamera di search bar, unggah foto yang ingin didebunk, atau drag foto dari folder asal.

Google akan menampilkan hasil foto yang serupa dari berbagai laman, di sini Anda tinggal memeriksa laman mana yang menampilkan asal foto sesungguhnya, dan bandingkan deskripsi foto asal dengan deskripsi foto di berita hoaks.

2. Periksa Metadata Foto

Untuk lebih menverifikasi apakah foto tersebut benar foto yang sesuai dengan deskripsi berita yang tersebar, periksa metadata foto tersebut. Ada berbagai situs web yang bisa digunakan untuk memeriksa metadata suatu foto. Ini akan memberikan merek kamera, waktu pengambilan foto, dan koordinat GPS, jika diaktifkan.

Lebih baik lagi, jika gambar dibuka di Photoshop dan disimpan kembali, itu juga akan muncul di metadata. Anda mungkin juga menemukan thumbnail, versi kecil dari foto asli yang disimpan dengan gambar tersebut.

Setelah menemukan metadata foto tersebut coba bandingkan dengan tanggal kejadian berita yang mendeskripsikan foto tersebut. Apakah benar-benar foto dari peristiwa yang dimaksud atau foto peristiwa lain di masa lampau yang tidak ada kaitannya. Namun, informasi metadata dari foto yang diunggah ke Twitter dan Facebook akan dihapus metadatanya secara otomatis,

3. Membongkar Berita Hoaks dari Potongan Gambar Video

Selain foto, ada pula debunking berita hoaks yang berupa video dengan menggunakan potongan gambar video tersebut atau keyframes. Ada banyak alat yang bisa digunakan untuk melakukan ini, salah satunya yaitu menggunakan Invid. Caranya cukup mudah, yaitu dengan menginstal plugin Invid di browser.

Setelah terinstal, buka toolbox Invid dan pilih menu keyframe. Opsi ini memecah video menjadi beberapa gambar dan memungkinkan penyelidik untuk melakukan pencarian gambar menggunakan Google Image atau Yandex. Ini adalah fitur yang berguna untuk mendeteksi jika bagian dari video telah digunakan kembali dari sumber lain.

Jika video serupa ditemukan di laman lain dan merupakan video sebenarnya, maka Anda bisa menilai apakah berita yang menggunakan video tersebut palsu atau tidak. Tips debunking menggunakan keyframes adalah dengan mencari gambar yang unik, agar deteksi gambar lebih mudah untuk mencocokkan dengan video lain.

Editor: Nauval Pally Taran

Sumber: Tempo Institute

Baca Selengkapnya
Tips

Cara Manjur Berhenti dari Kecanduan Ponsel

SAHIH.CO – Ponsel kita—dilengkapi dengan banyak pos-el untuk diperiksa, media sosial untuk digulir (scroll), dan aplikasi untuk dibuka—dirancang agar membuat kita tetap terpaku padanya. Sangat mudah tersedot dan merasa sulit meletakkan telepon. Pengembang aplikasi dan web secara khusus mendesainnya untuk itu.

Tentu, Anda bisa mengandalkan kebulatan tekad. Alih-alih, saya tahu ini tampaknya berlawanan dengan intuisi, tetapi Anda dapat menggunakan fitur bawaan ponsel Anda untuk membatasi waktu yang Anda habiskan untuk itu.

Pertama, Periksa Waktu Layar Anda

Ponsel cerdas Anda melacak berapa banyak waktu yang Anda habiskan untuk menatap layar Anda, serta aplikasi mana yang paling banyak menghabiskan waktu. Berikut cara menemukan laporan waktu pemakaian perangkat Anda.

Di Android:

  • Buka menu Pengaturan Anda.
  • Pilih Kesehatan Digital & kontrol orang tua.

Di iPhone:

  • Buka Pengaturan dan pilih Durasi Layar.
  • Buka Lihat Semua Aktivitas.

Anda akan melihat grafik aktivitas Anda, dari waktu rata-rata harian yang dihabiskan di ponsel hingga aplikasi paling populer. Anda bahkan dapat melihat berapa kali Anda membuka kunci ponsel.

Menetapkan Batas pada iPhone

Perlu waktu untuk jauh dari ponsel Anda? Anda tidak perlu menguncinya di brankas. IPhone Anda memiliki pengaturan untuk mengurangi seberapa banyak Anda menggunakannya sambil menyimpannya jika Anda benar-benar membutuhkan:

  • Buka Pengaturan > Durasi Layar, lalu ketuk Nyalakan Durasi Layar.
  • Pilih Lanjutkan di halaman berikutnya dan ketuk Ini iPhone saya. (catatan: ada opsi untuk memilih Ini adalah iPhone Anak Saya jika Anda ingin mengaturnya di iPhone mereka.)
  • Ketuk Waktu Henti, lalu geser sakelar di sebelah Terjadwalke kanan untuk mengaktifkannya. Ini mengaktifkan waktu henti untuk waktu yang Anda pilih. Pengingat waktu henti akan muncul lima menit sebelum dimulai.
  • Pilih Setiap Hari atau Sesuaikan Hari, lalu atur waktu mulai dan berakhir.

Hanya panggilan, pesan, dan aplikasi yang Anda pilih untuk diizinkan yang tersedia selama waktu henti. Sekarang, Anda mungkin perlu mengakses beberapa aplikasi sepanjang hari untuk bekerja atau hal penting lainnya. Anda dapat menetapkan batas untuk kategori aplikasi atau aplikasi individual di iOS:

  • Buka Pengaturan > Durasi Layar dan aktifkan Durasi Layar.
  • Ketuk Batas Aplikasi > Tambahkan Batas.
  • Pilih kategori aplikasi sebanyak yang Anda inginkan atau dapatkan semuanya sekaligus dengan memilih Semua Aplikasi & Kategori.
  • Untuk memilih aplikasi individual,ketuk kategori untuk melihat semua aplikasi dalam kategori, lalu pilih aplikasi yang ingin Anda batasi.
  • Ketuk Berikutnyadan mengatur batas waktu. Anda dapat mengatur waktu untuk setiap hari dengan mengetuk Sesuaikan Hari.
  • Ketuk Tambahkan setelah selesai.

Batasi Penggunaan Aplikasi di Android

Aplikasi Digital Wellbeing Android memungkinkan Anda menyetel pengatur waktu aplikasi dan menjadwalkan perubahan tampilan. Anda dapat membatasi berapa banyak waktu yang Anda habiskan di tiap-taip aplikasi:

  • Buka aplikasi Pengaturan ponsel Anda.
  • Ketuk Kesehatan Digital & kontrol orang tua, lalu ketuk diagram.
  • Di samping aplikasi yang ingin Anda batasi, tap Setel pengatur waktu.
  • Pilih berapa banyak waktu yang dapat Anda habiskan di aplikasi itu. Lalu, ketuk Setel.

Anda juga dapat membatasi notifikasi untuk tiap-tiap aplikasi:

  • Buka Pengaturan, lalu ketuk Notifikasi > Pengaturan aplikasi.
  • Di bawah Terbaru, temukan aplikasi yang baru-baru ini mengirimi Anda pemberitahuan. Ketuk Semua aplikasi untuk melihat lebih banyak.
  • Ketuk aplikasi yang ingin dibisukan.
  • Mengaktifkan atau menonaktifkan notifikasi aplikasi.

Anda sudah memulai. Sekarang terserah Anda!

Penerjemah: Muhajir Julizar
Editor: Teuku Zulman Sangga Buana

Sumber : Fox News

Baca Selengkapnya
Tips

Hal-Hal Sederhana yang Dapat Mengurangi Jejak Karbon dan Emisi Gas Rumah Kaca

SAHIH.CO – Setiap kegiatan yang dilakukan, barang yang digunakan, dan produk yang dikonsumsi akan selalu memberikan pengaruh dan dampak terhadap lingkungan. Di antara beragam aktivitas dan kegiatan tersebut ada yang dapat memicu peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) di atmosfer bumi.

Gas-gas di atmosfer yang dapat menangkap panas matahari disebut gas rumah kaca. Adapun yang termasuk dalam gas rumah kaca yang ada di atmosfer sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden RI No. 71 Tahun 2011 tentang Inventarisasi Gas Rumah Kaca Nasional, antara lain adalah karbon dioksida (CO2), nitrogen dioksida (N2O), metana (CH4), dan freon (SF6, HFC, dan PFC).

Pada dasarnya, kegiatan manusia sehari-hari memang akan menghasilkan gas rumah kaca. Hanya saja, terjadi peningkatan yang drastis terhadap emisi gas CO2 sejak tahun 1950-an, seiring dengan pesatnya perkembangan industri yang tentu saja akan menyerap dan mengonsumsi banyak energi pula.

GRK ialah gas yang terkandung dalam atmosfer, baik secara alami maupun dari kegiatan manusia (antropogenik) yang menyebabkan energi dari sinar matahari tidak dapat terpantul keluar bumi atau terperangkap di atmosfer. Adapun jejak karbon, sebagaimana dimuat dalam laporan penelitian “A Definition of ‘Carbon Footprint’” oleh Thomas Wiedmann dan Jan Minx, merupakan jumlah dari emisi gas rumah kaca secara langsung maupun tidak langsung yang disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari.

Jejak karbon sendiri terbagi dua, yaitu jejak karbon primer dan jejak karbon sekunder. Jejak karbon primer adalah emisi gas rumah kaca yang bersifat langsung yang biasanya berasal dari hasil pembakaran bahan bakar fosil. Sementara itu, jejak karbon sekunder merupakan emisi gas rumah kaca yang bersifat tidak langsung yang dihasilkan dari peralatan-peralatan elektronik rumah tangga atau penggunaan listrik sehari-hari

Ada banyak dampak buruk yang dapat timbul akibat gas rumah kaca yang berlebih ini, seperti dampak terhadap lingkungan, kesehatan, dan ekonomi. Misalnya, meningkatnya risiko kebakaran hutan, meningkatnya risiko epidemi penyakit infeksi dan risiko kehidupan manusia, meningkatnya kejadian kebanjiran dan kekeringan, menurunnya produksi pertanian disebabkan oleh kekeringan dan kebanjiran, penurunan sumber daya air secara kualitatif maupun kuantitatif, meningkatnya erosi dan kerusakan infrastruktur, dan menurunnya potensi tenaga pembangkit listrik di daerah rawan kekeringan.

Hanya saja, dampak-dampak tersebut dapat kita minimalisasi dengan berbagai langkah sederhana. Dilansir dari sustaination.id, langkah-langkah untuk mengurangi emisi karbon dapat dilakukan dari beragam aspek dan kategori. Misalnya, Green Commute and Be Active, yakni dengan lebih banyak berjalan kaki atau naik sepeda ketika bepergian jarak dekat, menggunakan alternatif kendaraan umum untuk menurunkan konsumsi bahan bakar fosil pribadi, memilih kendaraan pribadi yang hemat bahan bakar, dan memilih BBM dengan oktan yang sesuai dengan mesin kendaraan agar lebih hemat energi dan emisi karbonnya terkendali.

Go Local, yaitu dengan mengonsumsi bahan makanan lokal—kurangi sayur, buah, serta camilan impor, belanja di warung dan pasar tradisional, dan menanam sayur dan buah sendiri di rumah. Less Meat, More Plants, yaitu dengan mengurangi konsumsi makanan dengan jejak karbon produksi yang tinggi, menanam pohon penghasil oksigen, dan bergabung dalam aktivitas reforestasi.

Selanjutnya, Be Efficient, yaitu dengan cara menghemat energi—melepaskan semua peralatan elektronik yang sedang tidak digunakan, menghemat air, menggunakan peralatan elektronik yang hemat energi. Own less, Waste less, Live more, yaitu dengan hanya membeli barang yang benar-benar dibutuhkan, mengurangi dan mengolah sampah di rumah, serta mengompos sisa organik.

Yang terakhir, Speak up, yaitu dengan mendukung penggunaan sumber energi alternatif dan terbarukan, serta melakukan kampanye mengenai krisis iklim. Hal ini agar lebih banyak orang yang tersadarkan akan dampak krisis iklim terhadap eksistensi peradaban manusia.


Penulis: M. Haris Syahputra
Editor: Teuku Zulman Sangga Buana

Baca Selengkapnya
Tips

Tips Mendapatkan Beasiswa Dalam dan Luar Negeri

Ada banyak macam beasiswa, baik dari pemerintah ataupun dari pihak swasta. Begitu pula dengan kesempatan beasiswa di luar negeri. Namun, untuk mendapatkan beasiswa tidak mudah. Perlu persiapan matang untuk mendapatkan kesempatan langka ini.

Sebelum memulai persiapan, pahami terlebih dahulu jenis-jenis beasiswa. Ada beberapa jenis beasiswa, di antaranya beasiswa penuh (fully funded scholarship) dan beasiswa sebagian (partial scholarship). Untuk tingkatannya, ada berbagai jenis juga, seperti beasiswa untuk sarjana, magister, doktor, dan beasiswa riset.

Setelah mengetahui beasiswa mana yang ingin diambil, cari tahu syarat apa saja yang diperlukan. Apabila Anda sudah memenuhi syarat umumnya, lengkapi berkas persyaratan dan bersiap untuk mendaftar. Berikutnya yang bisa kita lakukan adalah menunggu jawaban. Untuk mendaftar beasiswa memang mudah, tetapi belum tentu semua bisa lolos. Bagi Anda yang ingin lolos beasiswa, ada beberapa tips mendapatkan beasiswa yang harus diperhatikan, di antaranya,

1. Memastikan Persyaratan Sesuai

Tips mendapatkan beasiswa yang pertama adalah memastikan persyaratan yang diajukan sesuai dengan kondisi Anda saat ini. Jika salah satu persyaratan ini salah, atau tidak sesuai, sudah dapat dipastikan Anda tidak bisa lolos ke tahap seleksi selanjutnya. Selain itu, pastikan juga berkas persyaratan yang harus dikumpulkan lengkap.

2. Memperhitungkan Peluang

Melansir dari laman European Higher Education Fair, penting untuk memperhitungkan seberapa besar peluang diterima di universitas yang dituju. Sebelum mendaftar beasiswa, tentu Anda sudah memiliki tujuan, di mana universitas dan jurusan apa yang diinginkan. Coba cari tahu seberapa ketat persaingan masuk ke jurusan itu dan informasi lainnya. Dari informasi itu, Anda bisa memperhitungkan berapa peluang diterima. Jika tidak memungkinkan, tetapi Anda masih ingin mendaftar di universitas itu, perkuat esai dan proposal penelitian.

Untuk meningkatkan peluang mendapatkan beasiswa, jauh sebelum buka pendaftaran, Anda bisa mengincar jurusan dan universitas yang dituju. Anda bisa bertanya pada pihak administrasi jurusan atau bahkan dosen pengajar di universitas tujuan, tentang beasiswa atau proses pembelajaran di sana. Melakukan pendekatan demikian, akan membuat Anda lebih dikenal dengan tekad dan minat yang kuat untuk masuk ke universitas itu.

3. Siapkan Personal Statement Sebaik Mungkin

Jika persyaratan administrasi sudah lengkap, lanjutkan dengan persyaratan lain. Umumnya, penyedia beasiswa menyertakan syarat khusus, seperti personal statement, study plan, juga proposal penelitian, dalam bentuk esai. Pastikan untuk membuatnya menarik tanpa berlebihan. Kunci utama menulis personal statement adalah, bersifat personal, asli dan spesifik. Dalam personal statement, sertakan pengalaman spesifik yang bermakna dan memengaruhi pemikiran dan sikap Anda.

Sedangkan untuk study plan, sesuaikan dengan waktu tempuh program beasiswa. Buat study plan yang detail dan spesifik, tambahkan juga beberapa kegiatan pendukung, seperti mengikuti kelas khusus atau kegiatan sosial.

4. Mengulas Personal Statement dan Study Plan

Setelah menuliskan personal statement dan study plan, tips mendapatkan beasiswa selanjutnya ialah melakukan review. Anda bisa meminta teman, dosen, atau orang yang Anda percaya untuk meninjau tulisan yang sudah dibuat. Minta saran, apakah ada yang perlu diperbaiki atau tidak. Jika memang ada yang harus diperbaiki, segera lakukan revisi sebelum waktu tenggang pengumpulan berkas. Jangan hanya meminta saran pada satu orang saja, Anda bisa meminta 2 atau 3 orang untuk membantu.

5. Kirim Jauh Sebelum Batas Pengumpulan

Setelah semua berkas lengkap, langkah selanjutnya ialah mengirimkan berkas itu. Setiap penyedia beasiswa, memiliki tahapan yang berbeda. Ada yang meminta pendaftar untuk mengirim berkas dengan pos, ada juga yang meminta berkas secara online dan offline.

Dan ada satu lagi tips mendapatkan beasiswa yakni, tidak mengumpulkan berkas di hari batas pengumpulan. Usahakan untuk mengirim berkas beberapa hari sebelum deadline, terlebih untuk beasiswa luar negeri. Kita tidak bisa menebak kendala apa yang akan dihadapi selama pengiriman. Untuk itu, akan lebih baik Anda mengirimnya jauh sebelum batas akhir pengumpulan.

6. Menunggu, Berdoa, Persiapan Tahap Selanjutnya

Jika semua sudah dikirim, yang bisa dilakukan selanjutnya ialah menunggu dan berdoa. Setelah segala usaha yang sudah dilakukan, kini saatnya berserah diri dan berdoa agar lolos ke tahap selanjutnya. Di sela-sela waktu menunggu, Anda bisa mencari tahu tahapan seleksi selanjutnya. Dengan demikian, Anda tidak akan terlalu kaget jika lolos tahap selanjutnya.

Anda tidak perlu terlalu khawatir dan ragu jika ingin mendaftar beasiswa. Tidak ada salahnya mencoba. Untuk mendukung personal statement dan persyaratan lainnya, Anda bisa mengikuti kelas Tempo InstituteMotivation Letter untuk Meraih Beasiswa.

 

Sumber: Tempo Institute

Baca Selengkapnya