close
Sains

Satelit Memetakan Setiap Pohon di Bumi Menggunakan Kecerdasan Buatan

Sumber Foto: Pixabay

Para ilmuwan telah memetakan 1,8 miliar pohon di jutaan kilometer wilayah Sahel dan Sahara di Afrika Barat. Ini adalah kali pertama pohon dipetakan secara rinci di area yang begitu luas.

Jadi, bagaimana mungkin? Para peneliti menganalisis pangkalan data besar gambar satelit menggunakan kecerdasan buatan. Mereka menggunakan jaringan saraf yang mampu mengenali objek, seperti pohon, berdasarkan bentuk dan warnanya.

Untuk melatihnya, sistem kecerdasan buatan diperlihatkan gambar satelit—pohon telah dilacak secara manual. Hal ini melibatkan penulis utama Martin Brandt melalui proses yang sulit untuk mengidentifikasi dan melabeli hampir 90.000 pohon itu sendiri, sebelumnya.

Dari gambar-gambar ini, komputer mempelajari seperti apa pohon itu dan dapat memilih kanopi individu dari ribuan gambar dalam pangkalan data. Brandt mengatakan butuh jutaan orang dan waktu bertahun-tahun untuk mengidentifikasi pohon tanpa sistem kecerdasan buatan.

Dalam tinjauan penelitian, yang ditugaskan oleh Nature, para ilmuwan di New Mexico State University menulis, “Akan sesegera mungkin, dengan batasan tertentu, untuk memetakan lokasi dan ukuran setiap pohon di seluruh dunia.”

Pada 2015, jumlah pohon di planet ini diperkirakan mencapai tiga triliun. Ini ditingkatkan dari data yang dikumpulkan di hutan di seluruh dunia. Tidak banyak data dari daerah yang lebih kering seperti gurun Sahel dan Sahara. Karena itu, jumlah tersebut tampaknya telah mengabaikan tutupan pohon di wilayah ini.

Tim “sangat terkejut” menemukan begitu banyak pohon tumbuh di daerah kering, terutama karena memahami berapa banyak vegetasi yang dapat ditemukan di gurun adalah penting untuk ekologi.

“Untuk pelestarian, restorasi, perubahan iklim, dan sebagainya, data seperti ini sangat penting untuk dijadikan dasar,” kata Jesse Meyer, seorang pemogram di NASA yang mengerjakan penelitian tersebut, dalam siaran persnya.

“Dalam satu atau dua atau sepuluh tahun, penelitian ini bisa diulang… untuk melihat apakah upaya revitalisasi dan pengurangan deforestasi efektif atau tidak.”

Di samping kesempatan untuk mengukur deforestasi, satelit juga akan memungkinkan para ilmuwan untuk menentukan berapa banyak karbon yang tersimpan di gurun, angka yang saat ini tidak disertakan saat memodelkan perubahan iklim. Brandt mengatakan survei itu menjanjikan, tetapi terlalu dini untuk menentukan apakah informasi baru akan berdampak signifikan pada pemahaman kita tentang krisis iklim.


Penerjemah: Muhajir Julizar
Editor: Teuku Zulman Sangga Buana

Sumber: Saudi Gazette

Tags : alambumilingkungansainsteknologi

The author Redaksi Sahih