close
Kabar Internasional

Lebih dari 100 Negara Mengambil Tindakan untuk Menyelamatkan Laut dari Bahaya Manusia

Sumber Foto: Pixabay

SAHIH.CO – Perwakilan lebih dari 100 negara telah berkomitmen pada langkah-langkah yang bertujuan melestarikan laut dari bahaya manusia, termasuk meningkatkan perang melawan penangkapan ikan ilegal, mengurangi polusi plastik, dan melindungi perairan internasional dengan lebih baik.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, yang menjadi tuan rumah sesi tingkat tinggi KTT One Ocean pada hari Jumat, mengatakan 2022 adalah, “Tahun yang menentukan, dan kita harus mengambil di sini, di Brest, komitmen yang jelas dan tegas.”

Utusan iklim AS, John Kerry, mengatakan bahwa, “Lautan yang memungkinkan kehidupan di Bumi menghasilkan lebih dari setengah oksigen yang kita hirup—dan itu dalam bahaya. Laut dan iklim berkaitan erat. Mereka adalah satu dan sama.”

Sebanyak 27 negara Uni Eropa (EU) dan 16 negara lainnya setuju untuk mengejar kesepakatan global pada akhir tahun guna mengatur pemanfaatan laut lepas secara berkelanjutan—perairan yang berada di luar yurisdiksi satu negara—dan melestarikan keanekaragaman hayatinya.

“Kami sangat dekat, tetapi kami perlu mendorong [untuk mendapatkan perjanjian yang ditandatangani pada tahun 2022],” Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, berkata dalam KTT tersebut. Harapannya adalah putaran keempat dan terakhir dari negosiasi PBB untuk mencapai kesepakatan di New York pada bulan Maret.

Peggy Kalas, dari High Seas Alliance, mengatakan pengumuman itu merupakan “Komitmen yang tepat waktu dan penting untuk melindungi kepentingan bersama global kita.” Akan tetapi, François Chartier, dari Greenpeace Prancis, mengatakan para aktivis, “Mengharapkan langkah-langkah konkret tentang mekanisme dan tata kelola konservasi.”

Sementara itu, tiga puluh negara lainnya juga menandatangani apa yang disebut koalisi 30×30, yang diluncurkan pada Januari 2021 dan bertujuan melindungi 30% daratan dan laut dunia pada 2030. “Kurangnya klarifikasi tentang tingkat perlindungan untuk wilayah laut yang dicakup,” kata Cartier.

Prancis mengatakan telah melampaui tujuan mengklasifikasikan 30% wilayah darat dan laut di bawah yurisdiksinya sebagai kawasan lindung setelah pembentukan kawasan lindung laut terbesar kedua di dunia, di sekitar daratan selatan dan Antartika.

AS mengatakan akan mendukung pembukaan pembicaraan di PBB untuk kesepakatan internasional tentang polusi plastik. Hal ini menempatkan bobotnya di belakang EU27 dan sekitar 10 negara lainnya.

Bank Eropa untuk Rekonstruksi dan Pembangunan (EBRD) bergabung dengan Bank Investasi Eropa (EIB) dan bank pembangunan Prancis, Jerman, Italia, dan Spanyol dalam inisiatif lautan bersih untuk mengurangi sembilan juta ton plastik yang berakhir di laut setiap tahun. Mereka menjanjikan €4bn (sekitar 65 triliun rupiah) pembiayaan pada tahun 2025.

Lebih dari setengah lusin negara bergabung dengan komitmen global ekonomi plastik yang didukung oleh program lingkungan PBB. Komitmen tersebut untuk membantu pemerintah dan bisnis bertransisi ke ekonomi sirkular yang bertujuan mendaur ulang atau menggunakan kembali 100% dari semua plastik.

Dalam upaya untuk lebih menahan penangkapan ikan ilegal, tidak dilaporkan, dan tidak diatur, yang menyumbang nyaris seperlima dari tangkapan global, enam negara lagi berkomitmen untuk meratifikasi perjanjian Cape Town Organisasi Maritim Internasional yang menetapkan standar keselamatan untuk kapal penangkap ikan.

Dua lagi mengatakan mereka akan meratifikasi perjanjian pengendalian kegiatan penangkapan ikan di pelabuhan di mana tangkapan mendarat. Beberapa negara anggota Uni Eropa setuju untuk mengerahkan angkatan laut mereka dalam operasi luar negeri untuk meningkatkan pengawasan penangkapan ikan ilegal.

Sementara itu, 22 pemilik kapal Eropa berkomitmen pada target baru untuk mengurangi kebisingan, emisi, residu, dan pembuangan minyak di bawah air, 18 pelabuhan di seluruh dunia berkomitmen mengurangi emisi dermaga. Selain itu, negara-negara Mediterania bersama-sama dengan Uni Eropa mengatakan mereka bermaksud mengubah Mediterania menjadi zona belerang rendah emisi pada tahun 2025.

Prancis dan Kolombia mengumumkan koalisi karbon biru global untuk membantu membiayai restorasi ekosistem pesisir. Ekosistem pesisir yang dimaksud, antara lain, rawa-rawa garam, padang lamun, dan bakau yang mampu menyerap dan menyimpan karbon dalam jumlah besar.

Para pejabat Prancis mengatakan KTT, yang dihadiri secara langsung atau secara virtual oleh kepala negara dan pemerintahan dari 41 negara, menandai titik awal dari serangkaian pertemuan internasional penting yang berfokus pada lautan, termasuk Konferensi Kelautan PBB di Lisbon pada Juni dan Cop27 di Mesir. pada musim gugur.

Penerjemah: Muhajir Julizar
Editor: Teuku Zulman Sangga Buana

Sumber: The Guardian

Tags : bumilautlingkunganmanusiamasa depan manusia

The author Redaksi Sahih